30/12/2020

Peran Perdamaian Tokoh Agama Lombok

Aliansi Indonesia Damai- Aksi terorisme menimbulkan dampak yang nyata bagi para korbannya. Sayangnya para pelaku kerap mengklaim aksinya sebagai bentuk perjuangan agama. Padahal sejatinya agama mengajarkan kasih sayang terhadap sesama makhluk Allah. Dari sini para pemuka agama berperan sangat penting dalam melawan narasi kelompok teror.

Demikian disampaikan Riri Khariroh, Direktur Eksekutif AIDA, dalam kegiatan Pengajian Daring Bedah Buku La Tay’as: Ibroh dari kehidupan teroris dan korbannya, yang dilaksanakan AIDA bekerja sama dengan Muslimat Nahdlatul Wathan, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, Sabtu (19/12/2020).

Baca juga Jihad untuk Perdamaian

Menurut dia, Islam mengajarkan bahwa perbedaan adalah rahmat dan sunnatullah bagi kemaslahatan manusia. Karena itulah dia mengajak para pemuka agama untuk menampilkan wajah Islam yang ramah dan penuh rahmat bagi semesta. ”Wajah Islam yang tidak penuh dengan kekerasan, akan tetapi menampilkan bentuk Islam yang tidak hanya washatiyah (moderat) bagi umat Islam, tetapi juga kepada sesama manusia,” ujarnya.

Lebih jauh Riri mengajak para pemuka agama agar lebih intensif dalam memperkuat dan menciptakan suasana Indonesia yang lebih damai. ”AIDA memandang bahwa acara seperti ini penting dilakukan. Bahwa banyak peran tokoh agama dan pemimpin agama di masyarakat yang menciptakan Indonesia lebih damai, sekalipun berbeda suku maupun agama,” katanya.

Baca juga Muslim Milenial dalam Pembangunan Perdamaian

Dalam kegiatan ini, hadir sejumlah narasumber, antara lain korban Bom Kampung Melayu 2017, Jihan Thalib, korban Bom Bali 2002, R. Supriyo Laksono, dan mantan pelaku terorisme, Ali Fauzi.

Jihan Thalib dan Supriyo Laksono berbagi kisah perjuangannya untuk bangkit dari keterpurukan pascamusibah yang menimpa mereka. Lebih dari itu mereka juga telah memaafkan para pelaku teror dan berekonsiliasi dengan mantan pelaku terorisme. Sementara Ali Fauzi berkisah tentang sepak terjangnya dalam kelompok ekstremisme kekerasan hingga kemudian memutuskan bertobat dan memilih menjadi pendakwah perdamaian.

Ketua Muslimat Nahdlatul Wathan Sembalun, Sulniati, mengajak para peserta belajar dari kisah pertobatan mantan pelaku dan pemaafan korban terorisme, serta proses panjang rekonsiliasi antara kedua pihak. “Kita di sini punya misi Islam yang menebarkan kasih sayang, memudahkan dan tidak menyulitkan. Visi ini disampaikan oleh divisi di bidang dakwah dan pendidikan dalam kajian rutin keagamaan,” ujarnya dalam sambutan pembukaan. [FS]

Baca juga Menolong yang Zalim dan Terzalimi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *