08/03/2022

Belajar Tak Terbatas Dinding Kelas

Aliansi Indonesia Damai- Pengetahuan bisa diserap dari mana pun, tak melulu melalui sesi-sesi formal pembelajaran di ruang kelas. Remaja sebagai generasi penerus bangsa harus mau menggali ilmu dari sumber mana pun dan momentum apa pun.

Pesan tersebut disampaikan oleh Hendi Rohaidi, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 1 Anjatan, Indramayu, Jawa Barat, dalam “Diskusi Interaktif: Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh”  yang diadakan AIDA di sekolah tersebut pada Selasa, (15/02/ 2022). Kegiatan diikuti oleh 72 siswa.

Baca juga Menjadi Tangguh di Era Disinformasi

“Pembelajaran tidak hanya dibatasi oleh dinding-dinding kelas, tidak hanya dibatasi tatap muka seorang siswa dengan guru. Hal tersebut bisa mengakibatkan miskin ilmu dan pengetahuan,” ujarnya.

Hendi menambahkan, para pelajar mesti haus ilmu pengetahuan sehingga mau menggali informasi dari dunia luar. Pasalnya dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan, generasi remaja hari ini yang akan menggantikan posisi generasi sekarang. “Termasuk kalian bisa belajar dari AIDA ini” ucapnya.

Baca juga Menumbuhkan Ketangguhan Generasi Muda Indramayu

Menguatkan pesan yang disampaikan Hendi, Laode Arham, Deputi Direktur AIDA, mengatakan, hari ini segala informasi dan pengetahuan dapat diperoleh secara sangat cepat melalui perangkat teknologi informasi yang mana setiap orang telah memilikinya. Namun di tengah kemajuan tersebut, banyak sekali terjadi disinformasi dan miskomunikasi.  Pasalnya banyak orang yang dengan sengaja memutarbalikkan fakta yang sesungguhnya untuk mencapai tujuan dan kepentingan mereka sendiri.

“Ada juga kelompok-kelompok  yang menyebarkan paham-paham tertentu yang tujuannya merusak generasi muda, merusak masyarakat, dan bangsa ini. Untuk itu adik-adik harus menyikapi dengan baik,” katanya berpetuah.

Baca juga Kepala SMAN 1 Kroya Indramayu Ingatkan Persatuan Indonesia

Dalam kegiatan ini, AIDA menghadirkan kisah-kisah pertobatan mantan pelaku terorisme dan korbannya. Laode berharap, para pelajar dapat mengambil pembelajaran dari kisah ketangguhan korban bom terorisme dan mantan pelaku kekerasan. Para korban meski telah mengalami musibah yang berat ternyata mampu bangkit untuk menjalani kehidupan secara normal. Sementara para mantan pelaku memutuskan bertobat dari aksi-aksi kekerasan dan memilih menjadi duta perdamaian.

Usai menyimak kisah kedua belah pihak tersebut, sejumlah peserta menyampaikan kesan-kesannya. Salah satu siswa mengatakan bahwa aksi-aksi terorisme sama sekali tidak memberikan dampak kemaslahatan secuil pun. Dari sisi korban, mereka bahkan ada yang kehilangan anggota tubuh.

Baca juga Menyemai Perdamaian di Kalangan Pelajar Indramayu

“Kita sebagai orang Islam juga ikut merasakan dampaknya, yaitu tercemarnya nama baik Islam. Islam yang terkenal dengan kedamaiannya, kesopanannya, tapi karena oknum tersebut, nama Islam menjadi rusak” katanya tegas.

Adapun dari sisi mantan pelaku, seorang siswi mengambil pembelajaran komitmen pertobatannya. Dalam hematnya, tidak ada yang sempurna di dunia ini. “Kita sebagai pelajar bisa mengambil pelajaran bahwa hal yang menurut kita baik, belum tentu baik untuk semua orang. Alangkah baiknya kita belajar dari dunia luar dan juga belajar dari orang lain. Kita memang tidak bisa membenarkan terorisme, tapi kita harus positif kepada mereka bahwa itu bagian dari proses hidup yang lebih baik” tuturnya. [FKR]

Baca juga Menjaga Perdamaian di Lingkungan Sekolah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *