4 weeks ago

Dinamika Hubungan Korban dan Mantan Teroris

Aliansi Indonesia Damai- Relasi antara korban terorisme dan mantan pelaku ekstremisme kekerasan terajut melalui serangkaian proses yang dinamis. Muaranya adalah rekonsiliasi antara kedua belah pihak yang sebelumnya berada dalam kutub berseberangan. Dinamika tersebut layak menjadi pembelajaran bagi khalayak luas dalam membangun kedamaian di lingkungan masing-masing. 

Yeni Aslina, Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Kalimatan Timur (UNU Kaltim), menjelaskan, ada beberapa nilai penting yang bisa diserap dari proses rekonsiliasi antara korban terorisme dan mantan pelaku ekstremisme kekerasan. Pertama, kesabaran. Ia mengutip pernyataan tokoh sufi, Imam Al-Junaydi, bahwa kesabaran adalah kunci segala kebaikan. 

Baca juga Dialog Santri dengan Tokoh Agama di Samarinda

Kedua, keikhlasan, yaitu lapang dada untuk menerima apa pun yang harus mereka lakoni dalam hidup. ”Pelaku menerima hukuman yang setimpal dari apa yang diperbuatnya. Para korban berlapang dada dengan kekurangan yang ada,” ujar Yeni dalam Pengajian bertema “Menyerap ‘Ibroh Kehidupan Korban dan Mantan Pelaku Terorisme” yang digelar di Kampus UNU Kaltim, beberapa waktu silam. 

Ketiga, pemaafan. Mantan pelaku terorisme dengan kerendahan dan ketulusan hati meminta maaf kepada korban. Sebaliknya korban membuka lapang-lapang dadanya untuk menerima dan memaafkan mereka yang terlibat, baik secara langsung atau tidak langsung, dalam aksi kekerasan yang mencederai mereka.

Baca juga Wakil Ketua MUI Kukar: Tokoh Masyarakat Wajib Menjaga Perdamaian

”Memaafkan tidak hanya memberikan maslahat sosial karena menjaga hubungan baik antara manusia, namun memaafkan juga dapat meningkatkan ketakwaan seorang hamba kepada Tuhannya, yang nantinya akan dibalas ganjaran pahala dan surga,” ucapnya.

Keempat, ketangguhan, yakni bangkit dari keterpurukan. Tentu tak mudah bagi para korban, karena luka yang mereka alami tak hanya secara fisik namun juga psikis. Berdasarkan penuturan para korban, Yeni mengungkapkan bahwa dukungan dari keluarga, sahabat, dan lingkungan menjadi hal yang sangat penting mengobati dan mendorong mereka untuk move on.

Baca juga Menggemakan Semangat Perdamaian di Pesantren

Nilai terakhir adalah tidak membalas kekerasan dengan kekerasan, tidak membalas ketidakadilan dengan ketidakadilan. ”Kalau semua kekerasan dibalas dengan kekerasan atau ketidakadilan dibalas dengan ketidakadilan, maka hal itu tidak akan pernah menyelesaikan permasalahan,” ucapnya. [MLM-MSY]

Baca juga Semangat Perdamaian dalam Lirik Selawat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *