Siswa SMAN 1 Tambun Selatan Bicara Tentang Pentingnya Perdamaian
Aliansi Indonesia Damai- AIDA bersilaturahmi ke SMAN 1 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi akhir Februari lalu guna menindaklanjuti kegiatan Dialog Interaktif: “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” yang telah diselenggarakan beberapa pekan sebelumnya. Dalam kesempatan tersebut AIDA mengajak sebagian siswa yang pernah mengikuti Dialog Interaktif untuk berdiskusi dan menggali pembelajaran yang didapatkan.
Sebagian siswa mengungkap bahwa mereka merekam dengan baik kisah ketangguhan korban aksi terorisme yang dihadirkan sebagai narasumber dalam Dialog Interaktif. Ketabahan untuk bangkit dari keterpurukan yang ditunjukkan korban menginspirasi generasi pelajar untuk mempertebal karakter tangguh dalam diri.
Baca juga Pelajar SMA di Bogor Belajar Ketangguhan dari Korban dan Mantan Pelaku
Tak ubahnya kisah pertobatan mantan pelaku terorisme yang turut dihadirkan sebagai narasumber dalam Dialog Interaktif, sebagian siswa SMAN 1 Tambun Selatan menyatakan masih mengingatnya.
Seorang peserta perwakilan Kelas XI mengaku menceritakan pengalamannya bertemu secara langsung dengan korban dan mantan pelaku terorisme kepada orang lain yang selingkar pertemanan dengannya karena pengalaman tersebut sangat baru. Bahkan, menurutnya, pengalaman menyimak secara langsung dua sosok inspiratif itu jarang sekali bisa didapatkan di kegiatan lain.
Baca juga Kepala SMAN 1 Setu: “Perdamaian Jangan Hanya Jargon!”
Siswi tersebut pun menceritakan dampak dan perubahan positif dalam dirinya setelah mengikuti Dialog Interaktif. Ia mengaku lebih berhati-hati. “Saya lebih berhati-hati mengenai informasi yang beredar, dan juga lebih membuka hati untuk orang yang melakukan kesalahan, dan memaafkan orang lain,” ujarnya.
Pernyataan kurang lebih sama dilontarkan oleh seorang siswa lainnya. Dia mengakui, sikap mulia yang ditunjukkan korban aksi teror bom, yakni memaafkan dengan tulus mantan pelaku, sangat menginspirasi dirinya dalam pergaulan. Salah satu yang ia tekuni, kini dia belajar untuk lebih bisa memaafkan daripada membalas perlakuan tak mengenakkan yang diberikan orang lain. “Dan, penting bagi kita punya wawasan yang luas agar tidak mudah dibohongi informasi dari orang lain yang akan menghasut,” katanya.
Baca juga Kisah Korban Menginspirasi Pelajar Sixtam untuk Tangguh
Pembelajaran cukup mendalam disampaikan seorang siswi SMAN 1 Tambun Selatan lainnya. Ia menyoroti klaim para pelaku terorisme dalam melancarkan aksi kekerasan, yakni untuk memuliakan agama. Tegas ia mengatakan, mendasarkan ajaran agama untuk bertindak kekerasan hingga merusak kehidupan tidak dapat dibenarkan, bahkan menyelisihi keluhuran agama itu sendiri.
“Jika pun ada lingkungan yang mengajak aksi kekerasan, hendaknya kita mencari lingkungan yang tepat untuk perkembangan diri kita, agar kita tidak menjadi orang yang dapat merugikan orang lain, mengganggu kenyamanan dan kedamaian orang lain,” ucapnya menjelaskan.
Baca juga Tangguh Menyikapi Masalah
Peserta lainnya dari Kelas X SMAN 1 Tambun Selatan menyatakan diri siap untuk membuat gerakan nyata yang menyuburkan perdamaian. Dorongan tersebut muncul menggebu-gebu dalam diri, katanya, setelah menyaksikan persatuan yang nampak padu antara korban dan mantan pelaku terorisme. Ia berkomitmen untuk semakin peduli dalam mengampanyekan perdamaian, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
“Setelah mengikuti kegiatan AIDA, saya akan melakukan aksi perdamaian lebih baik, toleransi dengan teman dan tokoh masyarakat. Saya merasa Indonesia harus mendalami perdamaian,” ungkapnya. [MSH]