Mensyukuri Indonesia dari Lombok Timur
Aliansi Indonesia Damai- Lombok merupakan salah satu pulau yang diberkati dalam gugusan kepulauan Indonesia yang membentang dari Sumatera hingga Papua. Lombok Timur misalnya, alamnya sangat indah. Panorama pegunungan di Sembalun hingga pantai Labuhan Haji memikat banyak wisatawan. Demikian kesaksian tim AIDA dalam kegiatan kampanye damai di lima sekolah di Lombok Timur pada akhir Oktober 2024 lalu.
“Tiang (saya) saksikan, Lombok subur dalam dua hal; pertama subur secara alam, padi yang sangat hijau, pemandangan yang menghijau, air yang tidak kurang, ini adalah anugerah yang tidak ada atau jarang dimiliki oleh wilayah lain di Indonesia, dan wilayah lain di luar Indonesia,” demikian kesaksian Hasibullah Satrawi, ketua Pengurus AIDA dalam sambutannya di SMAN 1 Terara Lombok Timur.
Kesuburan lain yang dirasakan oleh lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo Mesir ini adalah kesuburan ilmu dan teladan dari para ulama, tuan guru, dan tokoh-tokoh panutan lainnya. Para ulama dan tuan guru di Lombok terutama bersumber dari mata air keteladan Maulana Syaikh Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid (1898-1997) di Pancor, Selong Lombok Timur.
“Dulu, tiang kuliah di Al-Azhar dan berjumpa dengan beberapa tuan guru dari wilayah ini, termasuk Tuan Guru Bajang (TGB) adalah senior saya. Sehingga tiang mengerti bagaimana deras dan suburnya ilmu pengetahuan dan keteladan dari Lombok, khususnya dari Lotim,” ujarnya menambahkan.
Hasibullah lantas mengingatkan bahwa semua kesuburan tersebut merupakan keistimewaan Indonesia yang tidak jarang dilupakan oleh sebagian anak bangsa. “Saat kita lupa Indonesia ini istimewa dan penting, saat itulah musibah masuk. Al-Qur’an mengingatkan kita, kalau bersyukur akan ditambah nikmatnya, kalau kita kufur, sungguh azabnya sangat pedih,” katanya.
Salah satu bentuk kekufuran tersebut adalah tindakan segelintir anak bangsa yang menganggap Indonesia kurang islami, bertentangan dengan Islam, sehingga melakukan berbagai cara untuk mewujudkan Indonesia sesuai cita-cita mereka, salah satunya dengan aksi kekerasan seperti pengeboman.
Kegiatan Kampanye Damai AIDA dimaksudkan untuk membangun karakter tangguh di kalangan pelajar Lombok Timur melalui kisah dan pembelajaran dari orang yang pernah berkecimpung dalam kelompok ekstrem, dan kisah korban aksi kekerasan terorisme. Melalui kisah korban dan mantan pelaku, diharapkan para pelajar dapat mengambil ibrah agar lebih dapat menjaga Lombok dan mensyukuri Indonesia.
Hadir dalam kegiatan ini, Lalu Muhammad Thayib, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 1 Terara dan sejumlah guru lainnya. Bertindak sebagai narasumber adalah Muhammad bin Zaidon, mantan narapidana kasus terorisme, dan Ni Wayan Ani, Korban Bom Bali 2005. Kegiatan diikuti oleh 50 siswa-siswi utusan dari pelbagai kelas dan jurusan. [LA]