Pesan Damai Siswa SMKN 7 Tangsel
Aliansi Indonesia Damai- Kisah-kisah pertobatan pelaku terorisme dan ketangguhan hidup korbannya menginspirasi generasi muda untuk tidak berputus asa menghadapi masalah-masalah. Kehidupan kedua belah pihak menjadi contoh agar optimisme terus dipupuk dan perdamaian harus diutamakan dalam keadaan apa pun.
Optimisme itu muncul dalam kegiatan kampanye perdamaian yang digelar AIDA di SMKN 7 Tangerang Selatan, Ciputat Banten beberapa waktu lalu. Sejumlah siswa mengaku terinpirasi dari kisah kehidupan pelaku terorisme dan korbannya. Dari kisah mereka, generasi muda belajar pentingnya perdamaian bagi diri sendiri dan orang lain.
Baca juga Menginspirasikan Ketangguhan di SMAN 2 Surakarta
“Pembelajaran yang saya dapatkan, saya bisa mengetahui dan memahami bahwa tidak ada yang pernah tahu kapan kita menjadi korban terorisme dan bahkan boleh jadi menjadi pelakunya. Tetapi yang pasti setiap orang membutuhkan perdamaian,” kata seorang siswa ketika memberikan testimoni seusai acara.
Kegiatan yang mengangkat tema “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” itu diikuti puluhan siswa dari berbagai perwakilan kelas. Kisah pertobatan pelaku dan ketangguhan hidup korbannya memberikan kesan tersendiri bagi para peserta. Salah satu pesan yang diserap adalah makna kesabaran dan pemaafan. “Ternyata banyak pelaku terorisme yang bertobat dan juga korban banyak yang memaafkan, itu semua membuat saya terharu,” ujarnya.
Baca juga Empati Terhadap Korban Terorisme
Sebagian peserta juga menyampaikan pesan dan kesan usai kegiatan. “Saling memaafkan dan bertanggung jawab jika melakukan hal yang salah, dan yang paling penting kita harus bisa berdamai dengan diri sendiri,” kata seorang siswa.
Pelajar lainnya menguatkan, “Saling damai, tidak boleh saling menyerang sesama manusia, bertanggung jawab atas sesama yang dilakukan dan yang merugikan orang lain.”
Sebagian siswa menyampaikan empatinya terhadap para korban. Mereka yang sesungguhnya tidak tahu apa-apa dengan persoalan pelakunya, namun harus mengalami disabilitas bahkan kehilangan keluarganya karena meninggal dalam serangan terorisme.
Baca juga Membekali Pelajar dengan Karakter Ketangguhan
Siswa lain mengaku ingin menjadi pribadi pemaaf, sabar, dan menerima segala takdir yang harus dijalani dalam setiap kisah kehidupan. “Lebih sabar menghadapi masalah, saling memaafkan sesama manusia, menjadi orang ikhlas dengan apa pun yang terjadi,” ujarnya.
Salah seorang siswa lain meyakini bahwa kunci perdamaian adalah kepercayaan satu sama lain, tidak saling curiga apalagi memperlihatkan sikap dan ucapan yang dapat menyakiti orang lain. Ia lantas berpesan agar generasi muda mampu menjalankan ajaran agama yang menitikberatkan kepada kebaikan dan perdamaian. “Menjalin kebersamaan dengan sesama saudara, menjaga silaturahmi, menjalankan perintah ajaran agama yang sesungguhnya,” katanya memungkasi. [AH]
Baca juga Kesepahaman untuk Perdamaian