Kesepahaman untuk Perdamaian
Aliansi Indonesia Damai- Kesepahaman untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan merupakan salah satu kunci mewujudkan perdamaian. Kondisi itu meniscayakan kemauan bersama setiap komponen masyarakat, terutama kalangan generasi muda sebagai penerus tonggak kepemimpinan bangsa di masa depan.
Mahfuzhin, Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Sunan Gunung Jati Losari, Cirebon, Jawa Barat, menekankan pentingnya visi kemanusiaan dalam rangka mewujudkan perdamaian di kalangan masyarakat. Hal itu ia kemukakan saat memberi sambutan dalam acara Diskusi Interaktif “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” yang digelar AIDA akhir Maret 2022.
Baca juga Menolong Korban dan Mantan Pelaku Terorisme
“AIDA memiliki visi misi kemanusiaan besar untuk mewujudkan perdamaian. Ini sangat bagus. Belum tentu kita dapatkan ilmu ini di kelas, di mata pelajaran-pelajaran di sekolah,” ujarnya sembari berharap kegiatan serupa bisa dilaksanakan kembali.
Selain pemahaman perihal visi kemanusiaan, nilai-nilai ketangguhan dan kepribadian siswa juga dinilai penting ditanamkan sejak dini. Sebab tidak sedikit para pelajar yang terlibat dalam tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan norma moral dan akhlak.
Baca juga Menjaga Perdamaian di Cirebon
“Kegiatan edukatif lainnya dari acara ini turut menunjang pengetahuan. Kami harap perbaikan nilai-nilai moral anak-anak kami agar terus bisa menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya,” katanya.
Di hadapan tujuh puluh siswa-siswi yang hadir, kepala sekolah juga mengungkapkan pentingnya pemahaman dan pengetahuan yang dapat diserap para pelajar di luar pelajaran sekolah. “Mata pelajaran di sekolah pastinya belum dapat meng-cover pengetahuan anak didik kami tentang konsentrasi perdamaian yang akan disampaikan oleh AIDA,” ucapnya.
Baca juga Suara Damai Generasi Tangguh Indramayu
Dalam kesempatan tersebut AIDA menghadirkan kisah-kisah ketangguhan korban terorisme dan pertobatan pelakunya. Fikri, perwakilan AIDA, menekankan bahwa kedua belah pihak harus ditolong. Ia lantas menegaskan pentingnya kesadaran kolektif untuk peduli terhadap korban sekaligus pelakunya.
Harapannya, kisah-kisah ketangguhan korban dan pelaku dapat menjadi inspirasi bagi pembangunan perdamaian di Indonesia. “Korban harus ditolong, pelaku harus ditolong. Kita selamatkan agar dapat bangkit dan mereka (pelaku) tidak tersesat lagi,” ujar Fikri memungkasi sambutannya.
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian safari perdamaian AIDA di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Selain, MA Sunan Gunung Jati, AIDA juga mengunjungi sejumlah sekolah lain di wilayah yang sama. [AH]
Baca juga Belajar Tak Terbatas Dinding Kelas