Home Berita Tokoh Agama Klaten: Tolonglah Saudaramu yang Zalim Atau Dizalimi
Berita - 12/12/2019

Tokoh Agama Klaten: Tolonglah Saudaramu yang Zalim Atau Dizalimi

Aliansi Indonesia Damai – Tim Aliansi Indonesia Damai (AIDA) bertolak ke Klaten, Jawa Tengah untuk menyelenggarakan Diskusi dan Bedah Film “Tangguh” (1/12). Ada yang berbeda dari kampanye damai kali ini, peserta yang dituju bukanlah pelajar, melainkan para jemaah pengajian Ahad sore dari Aisyiyah dan Muslimat.

Kegiatan bertema Generasi Milenial Cinta Damai ini dimulai dengan pembacaan doa dan sambutan-sambutan, dilanjutkan menonton film “Tangguh” kemudian diikuti dengan sesi diskusi. Melalui film yang berisi kisah korban dan mantan pelaku terorisme ini, AIDA bermaksud memberikan gambaran dan dampak aksi terorisme dari dua sisi, yakni korban dan mantan pelaku.

Baca juga Pemuda Windan Ajak Masyarakat Jauhi Kekerasan

”Melalui film ini, kita sebagai orang awam yang tak pernah menjadi korban, setidaknya bisa mengetahui sekelumit aksi terorisme dari dua pihak, korban dan mantan pelaku,” ucap M. Maghfurradhi, Program Manager komunikasi AIDA saat menyampaikan sambutan.

Film berdurasi 28 menit ini memantik antusiasme peserta. Tidak hanya menyaksikan film dengan seksama, beberapa peserta pun mengajukan pertanyaan setelah pemutaran film selesai.

Baca juga KH Dian Nafi’: Saling Memahami Kunci Menjaga Perdamaian

Dalam diskusi film ini, salah seorang pengurus Masjid Raya Klaten mengutip salah satu hadis Nabi yang menganjurkan umat Muslim untuk senantiasa membantu orang-orang yang terzalimi sekaligus orang yang menzalimi. ”Ushur Akhaka Zaliman au Mazluman, tolonglah saudaramu yang zalim atau dizalimi,” katanya.

Menurutnya, setiap kita perlu memperhatikan saudara kita, baik mantan pelaku teror maupun korban. Membantu mantan pelaku teror berarti merangkul mereka agar tak kembali lagi ke kelompok mereka yang terdahulu. Adapun para korban, kita perlu mendukung mereka agar semangat hidup mereka kembali bangkit. Sebab, korban tidak hanya mengalami luka fisik, melainkan juga luka psikis yang justru lebih sulit diobati.

Baca juga ”Paham Kekerasan Harus Kita Tolak”

”Kalau kita bicara tentang terorisme hanya dengan kata-kata saja, tentu tidak akan semeresap ketika kita melihat langsung dampaknya melalui para korban. Karena peristiwa ini nyata dan telah terjadi. Kita tentunya dapat mengambil pembelajaran dari kisah ini,” ucap fasilitator diskusi tersebut sebelum menutup diskusi.

Saat ini, mantan pelaku dan para korban bersama tim AIDA saling berkolaborasi mengampanyekan perdamaian untuk masyarakat Indonesia. Atas inisiatif AIDA, mereka hadir di sekolah-sekolah, lembaga pemasyarakatan dan ruang publik lainnya untuk berbagi kisah sekaligus pesan damai. [FRN]

Baca juga Geliat Perdamaian dari Pesantren Al-Mukmin Sragen

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *