Home Pilihan Redaksi Keikhlasan yang Berbuah Kedamaian
Pilihan Redaksi - Suara Korban - 13/12/2019

Keikhlasan yang Berbuah Kedamaian

Aliansi Indonesia Damai – ”Saya tidak menyalahkan siapa-siapa. Itu kehendak Tuhan. Saya ikhlas dengan semua kejadian ini,” tutur Ni Made Kembang Arsini, salah seorang korban Bom Bali 2, dalam sesi tanya jawab Pelatihan Perdamaian di Kalangan Tokoh Agama di Surakarta beberapa waktu lalu.

Ni Made Kembang Arsini atau sering disapa Kembang memulai cerita sebelum ledakan terjadi. Ia merupakan ibu rumah tangga sekaligus penyaji makanan di sebuah restoran di Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali. Semuanya berubah kala serangan bom itu terjadi. Dilansir dari Global Terrorism Database, Bom Bali 2 yang terjadi pada tahun 2005 itu mengakibatkan 23 orang tewas dan 196 orang luka-luka.

Baca juga ”Saya Bersyukur Merasa Hidup Kembali”

Kejadian tersebut membuat Kembang mengalami luka fisik maupun mental.  Ia mengisahkan, saat mengantarkan makanan ke tamu restoran, ledakan tiba-tiba terjadi. Tak lama kemudian ia merasakan sakit di tangan bagian kanan, seperti tertembak peluru. Saat itu Kembang tidak sadarkan diri. Beberapa saat kemudian setelah ia sadar, pendengarannya terganggu dan telinganya merasakan bising serta tangannya mulai membengkak.

”Tolong…tolong…tolong,” teriak Kembang. Ia pun mendapatkan pertolongan dan dilarikan ke klinik Jimbaran, tapi ternyata ditolak. Setelah itu dibawa ke Rumah Sakit Graha Asih, Bali. Kembang dirawat di rumah sakit tersebut dan menjalani operasi untuk mengangkat gotri yang bersarang di lengan kanannya.

Baca juga Supriyo Laksono, Bangkit Berkat Kehadiran Keluarga

Setelah dilakukan menjalani intensif selama lima hari, Kembang diperbolehkan pulang dan untuk menjalani rawat jalan. Banyak dukungan dari lingkungan sekitar agar ia segera pulih dan tidak trauma atas bayang-bayang serangan keji tersebut. Terutama Yayasan Penyintas Indonesia (YPI) telah mendukung kemajuan psikologisnya sampai saat ini.

”Walaupun tangan terasa sakit, kesemutan, tidak bisa mengangkat barang yang berat, saya bersyukur bisa diberikan kesempatan untuk menikmati hidup sekali lagi,” ujar Kembang seraya membangkitkan keikhlasannya menerima semua luka yang diderita.

Trauma luar biasa akibat serangan teror itu memang dialami Kembang. Akan tetapi, ketika mengikhlaskan semua peristiwa yang menimpanya, trauma tersebut lambat laun makin pulih. Ia pun telah mengikhlaskan segala yang terjadi dan tidak menyalahkan siapapun karena ingin perdamaian tetap lestari di Indonesia. [NOV]

Baca juga Eka Laksmi, Ketangguhan Istri Korban Terorisme

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *