Aspirasi Damai
Makna Perdamaian
Hidup aman dan damai merupakan dambaan semua orang. Sebaliknya, naluri dasar manusia tak menginginkan hidup dalam suasana konflik dan perang. Apabila kita hidup dalam keadaan aman dan damai, maka jiwa dan pikiran akan terasa tenang, nyaman, dan bahagia. Beraktivitas bisa dilakukan di mana pun dan kapan saja tanpa dihantui kekhawatiran…
Read More »Pandemi dan Semangat Berbagi
Ada petuah bijak menyatakan, untuk melakukan kebaikan tak perlu menunggu apa pun, tetapi segera lakukan meski dengan keterbatasan. Untuk berbuat kebajikan, kita tak perlu menunggu hingga memiliki harta benda melimpah atau jabatan. Sebab begitu banyak cara untuk berbuat kebajikan terhadap sesama. Salah satunya dengan berbagi apa pun yang kita miliki.…
Read More »Membangun Lingkungan Positif
Lingkungan berkontribusi besar membentuk kepribadian individu. Meski tak selalu, anak yang bertumbuh kembang dalam kondisi yang negatif cenderung menjadi pribadi yang bermasalah. Keluarga, kelompok pertemanan sebaya (peer group), dan lingkungan sekitar rumah adalah faktor eksternal yang sangat memengaruhi pemikiran dan perilaku seseorang. Dalam hadis, Nabi Muhammad Saw bersabda, “Perumpamaan teman…
Read More »Dukungan Komunitas untuk Kebangkitan Korban
Musibah besar seperti terorisme sangat potensial membuat mental seseorang merosot drastis, terlebih jika harus kehilangan banyak hal akibat peristiwa menyakitkan tersebut. Selain itu juga bisa meletupkan amarah dan dendam kepada pelakunya. Berdasarkan perjumpaan penulis dengan sebagian korban terorisme di Jakarta dan Bali, pada awalnya mereka mengalami kesedihan yang sangat kuat…
Read More »Ketangguhan Ayah Korban: Menulis Buku Bersama Ayah Pelaku (Bag. 3-Terakhir)
Pengantar: Artikel berseri ini bercerita tentang ayah korban teror Paris 2015. Usai berhasil mengatasi kesedihannya, ia mendirikan wadah penyintas teror dan kemudian malah bekerja sama dengan ayah pelaku teror untuk membangun perdamaian. Redaksi menerjemahkan dan menyarikannya dari pelbagai sumber daring. Hasil olah pena Georges Salines dan Azdyne Amimour diterbitkan dalam…
Read More »Tiga Mantra Perdamaian
Interaksi antarsesama manusia tidak selalu berjalan mulus. Ada kalanya kita menyakiti orang lain, baik dengan ucapan, sikap, maupun tindakan, entah disengaja atau tidak. Jika dibiarkan hal itu akan berdampak pada tumbuhnya kebencian yang akan membuat manusia semakin jauh dari semangat persaudaraan. Ada tiga mantra sakti yang sudah mulai dilupakan oleh…
Read More »Ketangguhan Ayah Korban: Berkenalan dengan Ayah Pelaku (Bag. 2)
Pengantar: Artikel berseri ini bercerita tentang ayah korban teror Paris 2015. Usai berhasil mengatasi kesedihannya, ia mendirikan wadah penyintas teror dan kemudian malah bekerja sama dengan ayah pelaku teror untuk membangun perdamaian. Redaksi menerjemahkan dan menyarikannya dari pelbagai sumber daring. Georges Salines dengan tegas mengatakan bahwa ia ingin memerangi terorisme,…
Read More »Ketangguhan Ayah Korban: Ingin Melawan Terorisme (Bag. 1)
Pengantar: Artikel berseri ini bercerita tentang ayah korban teror Paris 2015. Usai berhasil mengatasi kesedihannya, ia mendirikan wadah penyintas teror dan kemudian malah bekerja sama dengan ayah pelaku teror demi membangun perdamaian. Redaksi menerjemahkan dan menyarikannya dari pelbagai sumber daring. Georges Salines (62 tahun) duduk membaca buku sembari menikmati secangkir…
Read More »Korban Terorisme: Kisah yang Tak Terdengar (Bagian II-Terakhir)
Kehilangan orang terkasih tak hanya dirasakan oleh sebagian korban Bom Bali 2002, namun juga sejumlah korban serangan-serangan teror lain di Indonesia, antara lain korban Bom Marriott 2003 dan Bom Kuningan 2004. Ada salah seorang anggota keluarga korban Bom Marriott yang tidak bisa menerima kematian adiknya. Ia menganggap sang adik masih…
Read More »Determinasi Diri Penyintas Bom Kuningan
Nyaris saja ia gagal menamatkan pendidikan profesi akuntannya. Ledakan bom membuat fisiknya cedera parah dan memicu trauma psikis mendalam. Namun determinasi diri yang kuat menjadi kunci kebangkitan Albert Christiono Simatupang dari keterpurukannya. Ia memang tak pernah lupa dengan peristiwa itu, tapi enggan meratapinya. September 2004, Albert masih berstatus mahasiswa tingkat…
Read More »