Pandemi dan Semangat Berbagi
Ada petuah bijak menyatakan, untuk melakukan kebaikan tak perlu menunggu apa pun, tetapi segera lakukan meski dengan keterbatasan. Untuk berbuat kebajikan, kita tak perlu menunggu hingga memiliki harta benda melimpah atau jabatan. Sebab begitu banyak cara untuk berbuat kebajikan terhadap sesama.
Salah satunya dengan berbagi apa pun yang kita miliki. Bagi yang memiliki harta benda bisa berbagi dengan materinya, sementara bagi yang tak berkecukupan bisa berbagi dengan cara yang lain. Konteks berbagi itu tidak hanya soal harta benda melainkan juga non material. Seseorang yang berilmu bisa berbagi ilmunya. Begitu pun dengan individu yang memiliki segudang pengalaman dan keterampilan (skill). Meski tak berbentuk materi namun hal itu tetap bermanfaat untuk orang lain.
Baca juga Membangun Lingkungan Positif
Kita tak perlu khawatir apalagi takut ketika harta benda atau apa pun akan berkurang jumlahnya ketika dibagikan kepada yang membutuhkan. Terlebih jika dibelanjakan di jalan Allah Swt untuk kebaikan dan perbuatan yang diridhai-Nya. Allah Swt akan membalas dan melipatgandakan ganjarannya.
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. al-Baqarah: 261)
Dalam situasi seperti sekarang, semangat berbagi sangat dibutuhkan untuk meringankan beban saudara-saudara yang terdampak pandemi Covid-19. Tanpa uluran tangan dari sesama, mereka akan kesusahan memenuhi kebutuhan pokok keluarganya. Terlebih bagi mereka yang dirumahkan oleh tempat kerjanya sehingga kehilangan mata pencaharian. Bantuan dalam bentuk materi maupun sembako amat berarti bagi mereka yang terdampak Covid-19.
Baca juga Dukungan Komunitas untuk Kebangkitan Korban
Sayangnya saat ini sebagian besar kita tengah dilanda kesulitan ekonomi. Meski dalam keadaan sama-sama susah, namun kesusahan orang-orang yang terdampak pandemi Covid-19 jauh lebih berat daripada yang kita alami. Adalah hal mulia membantu mereka agar terhindar dari dampak yang lebih buruk.
Berbagi dalam keadaan susah maupun keterbatasan tidak mudah. Namun demi kebaikan bersama, seyogyanya keterbatasan tak menghalangi kita untuk tetap berbuat kebajikan. Seperti halnya yang pernah dicontohkan oleh sebagian orang yang menjadi korban terorisme. Para korban memang tidak berbagi materi yang dimilikinya, melainkan berbagi tentang pengalaman diri atau keluarganya yang terdampak bom terorisme.
Baca juga Tiga Mantra Perdamaian
Para korban membagi kisah hidupnya kepada masyarakat untuk mencegah kekerasan atau terorisme terulang kembali. Dengan mengetahui dampak buruk dari aksi terorisme yang dideritanya, diharapkan masyarakat sadar untuk menghindari pikiran kebencian apalagi aksi kekerasan.
Bagi korban terorisme, berbagi kepada sesama bukan hanya untuk mengurangi beban mental yang dialaminya, melainkan juga untuk menguatkan dan menyelamatkan sesama. Meski berbagi bagaikan membuka kembali luka lama, namun demi kebaikan bersama dan demi terwujudnya perdamaian, mereka bersedia hadir ke ruang-ruang publik untuk menceritakan kisahnya. Tujuan mereka agar tidak ada lagi individu yang berpikir, apalagi melakukan aksi kekerasan, serta tak ada lagi orang yang menjadi korban.
Baca juga Determinasi Diri Penyintas Bom Kuningan
Begitu pun dengan sebagian yang dilakukan mantan pelaku terorisme. Mereka hadir ke ruang publik untuk membagi pengalaman masa lalunya terlibat dalam kelompok prokekerasan yang belum tentu bisa dilakukan para mantan pelaku lainnya. Hal itu demi mencegah agar tidak ada lagi orang yang mengikuti jejak masa lalunya karena berbahaya dan membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Apa yang telah dilakukan oleh sebagian korban dan mantan pelaku terorisme dengan berbagi kisahnya masing-masing sesuai ajaran Islam sebagaimana dalam QS. Al-Maidah ayat 2. ”Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan. Dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya siksa Allah sangat berat.”
Untuk itu, mari kita berlomba-lomba dalam kebaikan dan saling berbagi dengan sesama.
Baca juga Membangun Budaya Damai dari Rumah