Home Berita Empati Tokoh Agama kepada Penyintas
Berita - Pilihan Redaksi - 06/09/2019

Empati Tokoh Agama kepada Penyintas

Aliansi Indonesia Damai- Aksi kekerasan terorisme telah menyebabkan banyak korban menderita. Para korban harus menanggung luka fisik, juga trauma psikis, atau cacat seumur hidup, bila masih beruntung tak terenggut nyawanya. Namun, musibah yang ada tak menyurutkan semangat hidup penyintas. Sebagian mereka justru bangkit dan berkontribusi bagi pembangunan perdamaian. Pengalaman hidup terorisme mengundang empati dari kalangan tokoh agama, salah satunya dari perwakilan Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Surakarta, Sri Jumtari Wiyono.

Hadir sebagai peserta “Halaqah Alim Ulama: Menguatkan Ukhuwah Melalui Pendekatan Ibroh” yang digelar Aliansi Indonesia Damai (AIDA) bekerja sama dengan Pondok Pesantren Al-Muayyad Windan di Surakarta, Sabtu (31/8) lalu, Sri mengaku takjub akan ketangguhan korban terorisme. Ia tak kuasa menahan tangis saat menyimak kisah Josuwa Ramos, penyintas aksi teror Bom Kuningan.

Berbicara di hadapan ratusan tokoh agama, Josuwa menceritakan bagaimana tragedi bom di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada 9 September 2004 memecah kedamaian. Sebuah mobil boks bermuatan bom meledak hebat tepat di depan tempat kerjanya, Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia di Jl. HR Rasuna Said Kuningan. Berbagai serpihan benda asing menembus tubuhnya. Salah satu yang paling ia ingat, serpihan logam bersarang di antara lutut dan tulang kering kaki kirinya.

Baca juga Pesan Perdamaian untuk Generasi Muda Bangsa

Di samping luka fisik, pemikiran Josuwa juga terguncang. Pasalnya, saat tragedi Bom Kuningan terjadi, ia baru sekitar sebulan memutuskan untuk memeluk agama Islam. Waktu itu santer diberitakan bahwa jaringan pelaku terorisme di Indonesia adalah kelompok ekstremis muslim.

Kisah Josuwa menyadarkan Sri bahwa tokoh agama memegang peran penting untuk memberikan arahan yang baik bagi masyarakat. Para alim ulama dituntut untuk mampu menetralisir propaganda kelompok teroris yang hingga taraf tertentu mencoreng citra agama.

Dari itu, ia mengapresiasi AIDA yang sukses menyelenggarakan halaqah di kalangan ulama di Solo Raya dengan mengedepankan pendekatan ibroh (pelajaran berharga) dari kisah korban dan mantan pelaku terorisme. Sebelum mengikuti acara ini, ia mengaku tidak pernah megetahui nasib orang-orang yang menjadi korban dari aksi teror. Namun setelah mengikuti Halaqah Alim Ulama: Menguatkan Ukhuwah Melalui Pendekatan Ibroh, ia merasa tercerahkan.

Ia mengajak para pendakwah untuk bekerja keras membentengi masyarakat dari pengaruh paham-paham kekerasan. “Kita harus tanggap dengan lingkungan kita, kita harus turun tangan,” kata Sri.

Baca juga Keluarga Berperan Penting dalam Menjaga Kedamaian

Menurutnya, narasi-narasi perdamaian dalam dakwah, seperti dengan mengulas kisah korban dan orang-orang yang telah bertobat dari dunia terorisme, harus dimasifkan. Sebab, ancaman penyebaran paham terorisme di masyarakat juga semakin meresahkan. Ia meyakini bahwa ibroh dari kisah korban bisa efektif meningkatkan kesadaran masyarakat agar mewaspadai ideologi kekerasan yang berbungkus agama.

Sebagai anggota ormas Islam dengan basis umat terbesar kedua di Tanah Air, Sri mengaku berkomitmen untuk menebarkan semangat perdamaian. Ia ingin membagi pengalamannya mengikuti Halaqah Alim Ulama kepada para jamaah, khususnya anggota PD Aisyiyah Kota Surakarta. “Saya akan berusaha bagaimana audiens yang akan saya dakwahi tidak menjadi teroris. Saya kan sering mengisi pengajian, pengalaman ini akan saya sampaikan kepada masyarakat sehingga tidak sinis melihat peristiwa terorisme,” jelasnya.

Sri juga mendukung dan mengharapkan agar AIDA mengembangkan acara Halaqah Alim Ulama lebih luas lagi. Menurutnya, ibroh dari kisah korban sangat baik bila disebarluaskan kepada masyarakat. “AIDA harus lebih aktif lagi ke depan, menyampaikan informasi yang baik kepada masyarakat, sehingga publik tahu bagaimana korbannya. AIDA harus dikembangkan terus,” ujarnya. [AH]

Baca juga Mahfud MD Ajak Tokoh Agama Jaga Kedamaian

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *