Home Berita Alim Ulama Harapan Perdamaian Bangsa
Berita - Pilihan Redaksi - 09/09/2019

Alim Ulama Harapan Perdamaian Bangsa

Aliansi Indonesia Damai- Peran alim ulama diyakini mampu meredakan berbagai konflik yang terjadi di kalangan masyarakat. Tokoh agama diharapkan berkontribusi untuk mewujudkan perdamaian di Indonesia.

Harapan itu disampaikan sosiolog Universitas Indonesia, Imam B. Prasodjo, saat memberikan pengantar dalam acara “Halaqah Alim Ulama: Menguatkan Ukhuwah Melalui Pendekatan Ibroh” yang diselenggarakan Aliansi Indonesia Damai (AIDA) bekerja sama dengan Pondok Pesantren Al-Muayyad Windan di Surakarta, Sabtu (31/8).

Menurut Imam, tugas tokoh masyarakat adalah mendamaikan segala persoalan-persoalan bangsa yang berpotensi mengarah pada perpecahan. “Bagaimana kita menjadikan kehidupan ini lebih damai, masa depan lebih optimistis. Oleh karena itu, kita harus memutuskan langkah apa yang akan kita lakukan,” ujarnya.

Imam mengingatkan bahwa bangsa Indonesia pernah mengalami gejolak konflik komunal yang membuat kehidupan masyarakat tercerai-berai. Melihat perkembangan situasi keamanan mutakhir ini, di antaranya kasus kerusuhan di Papua, sosiolog berambut perak itu menilai jika perdamaian tidak segera ditegakkan maka potensi konflik akan terus mengancam persatuan bangsa. Karena itu, Imam meminta para tokoh masyarakat, termasuk tokoh agama, untuk terus berhati-hati mengantisipasi konflik horizontal.

Baca juga Mahfud MD Ajak Tokoh Agama Jaga Kedamaian

“Kita mengalami gejolak masa lalu luar biasa, dan alhamdulillah Tuhan masih ada kasih sayang kepada bangsa ini, sehingga Indonesia kembali damai. Tetapi hari ini, di Papua masih bergejolak, di Aceh mulai ada keinginan untuk mengibarkan bendera kemerdekaan. Ini akan terus menerus terjadi kalau kita tidak hati-hati, sedikit demi sedikit akan tergoncang dan mengikuti negara-negara lain yang konflik di Timur Tengah. Kita berdoa mudah-mudahan itu tidak terjadi di Indonesia,” paparnya.

Dalam kesempatan itu, Imam juga menampilkan cuplikan video tentang kekerasan yang pernah terjadi dua puluh tahun lalu, yakni tahun 1998 di mana bangsa Indonesia dikoyak-koyak oleh sejumlah konflik etnik di berbagai daerah. Ia meyakini, melalui kesadaran bersama, terutama di kalangan tokoh agama, konflik itu tidak akan terjadi kembali, dan perdamaian akan tetap lestari. “Para alim ulama saya yakin memiliki kekuatan luar biasa untuk mempersatukan bangsa, dan menjadikan kita bangkit kembali,” ucapnya.

Kegiatan ini menurut Imam adalah pembelajaran (ibroh) dari masa lalu. Karena itu, AIDA menghadirkan mantan pelaku terorisme yang telah tersadarkan bahwa tindakannya keliru dan penyintas dari aksi terorisme. Melalui kisah-kisah mantan pelaku dan penyintas diharapkan tokoh agama mengambil pembelajaran berharga dari masa lalu. “Kita belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan di masa lalu. AIDA hari ini memberikan kesempatan untuk berbagi cerita, kisah-kisah,” jelasnya.

Baca juga Dari Jalan Kekerasan, Menjadi Duta Perdamaian

Imam juga mengapresiasi kesediaan mantan pelaku dan korbannya untuk menyampaikan kisah-kisahnya. Pasalnya, menurut Imam tak mudah menemukan orang-orang seperti kedua belah pihak, yang bisa berdamai dengan masa lalunya, bahkan mau untuk mengampanyekan perdamaian Indonesia. “Jarang sekali orang seperti Kurnia Widodo (mantan narapidana kasus terorisme-red) mau menampilkan cerita, itu akan menjadi pelajaran yang luar biasa,” tandasnya.

Imam juga mengajak para tokoh agama untuk menyampaikan narasi-narasi perdamaian dan melakukan langkah nyata agar konflik-konflik dan kekerasan di masa lalu tidak terjadi kembali. Apalagi, setiap generasi memiliki tugas besar untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia yang sangat beragam penduduknya. “Oleh karena itu, tidak mungkin kita hanya sekadar berbicara, kita harus melakukan sesuatu, langkah nyata. Menjadikan ini sebagai gerakan. Apalagi negeri yang keragamannya luar biasa,” pungkasnya.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh penggagas Gerakan Suluh Kebangsaan, Prof. Dr. Mahfud MD sebagai keynote speaker. Selain Imam, beberapa tokoh juga dihadirkan sebagai narasumber, di antaranya KH. M. Dian Nafi, Wakil Rais Syuriah PW Nahdlatul Ulama Jawa Tengah, Kurnia Widodo, Joshua Ramos (penyintas Bom Kuningan 2004), Direktur AIDA, Hasibullah Satrawi, dan dimoderatori oleh tokoh Muda Muhammadiyah, Zuly Qodir. [AH]

Baca juga Empati Tokoh Agama kepada Penyintas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *