AIDA Gelar Kampanye Perdamaian di NWDI Lombok Timur
Aliansi Indonesia Damai- Akhir Juli lalu, Aliansi Indonesia Damai (AIDA) menggelar kampanye perdamaian di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Kegiatan yang dikemas dalam bentuk Pengajian dan Diskusi Film “TANGGUH” terlaksana atas kerja sama dengan Pondok Pesantren NWDI Lombok Timur. Sebanyak 60 peserta dari kalangan santri menghadiri kegiatan.
Pengajian diisi oleh alumni kegiatan Pelatihan Pembangunan Perdamaian AIDA, Nurhayati. Nurhayati membagikan pengalamannya bertemu dengan korban dan mantan pelaku terorisme, serta pentingnya menyadari makna perdamaian dalam kehidupan bersama.
Baca juga Melawan Ketidakadilan secara Adil
Ia mengatakan saat mendengarkan kisah korban dirinya sempat berurai air mata. Ia terenyuh dengan kisah Sudirman, korban Bom Kuningan 09 September 2004 yang merantau dari Bima ke Jakarta untuk memperbaiki nasib dan kehidupannya namun terkena ledakan bom saat berjuang memperbaiki nasibnya.
Nurhayati juga menceritakan kisah mantan pelaku terorisme yang ditemuinya yaitu Umar Patek. Menurutnya, Umar Patek pernah menjadi orang yang paling dicari karena keterlibatannya dalam sejumlah kasus ledakan bom di Tanah Air. Umar Patek diajarkan teknik-teknik dasar kemiliteran hingga merakit bom.
Baca juga Lindungi Anak-anak dari Ekstremisme
“Peran AIDA sangat besar dalam mendamaikan para korban dan mantan pelaku. AIDA menjadi penengah yang membawa korban dan mantan pelaku untuk saling memaafkan dan bergandengan tangan menjadi duta perdamaian,” ucap Nurhayati.
Dalam kesempatan itu, Nurhayati menyoroti masih maraknya kasus kekerasan yang merusak persaudaraan dan kemanusiaan. Kasus-kasus tersebut, menurutnya, telah mencoreng citra manusia sebagai makhluk istimewa.
Baca juga Ketua MUI Pusat Ajak Muslim untuk Menjaga Kedamaian
“Allah tidak main-main dalam memberikan peran kepada manusia sebagai khalifah untuk menjaga bumi dan seisinya. Manusia adalah makhluk istimewa. Dengan berbagai aneka potensi dan kapasitasnya, manusia diharapkan mampu mengerahkan kemampuan akal dan nurani dalam menjaga kemanusiaan,” tegas Nurhayati.
Ia pun mengajak masyarakat untuk selalu bersyukur atas kesempurnaan yang dimiliki dan tidak menyalahgunakannya untuk menimbulkan keburukan maupun kezaliman. [FAH]