Menyemai Damai di Kalangan Muda Melalui Film
Aliansi Indonesia Damai- Generasi muda menjadi tumpuan untuk kelestarian perdamaian di Indonesia. Karena itu, upaya membangun kesadaran bersama akan pentingnya perdamaian di kalangan muda harus dilakukan sejak dini. Dalam rangka itu, Aliansi Indonesia Damai (AIDA) menggelar acara Nonton Film & Diskusi Interaktif bertema “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” di SMAN 1 Klaten, Rabu (2/10). Kegiatan ini diikuti oleh 75 siswa di sekolah tersebut.
Seluruh peserta yang hadir menyaksikan pemutaran Film “Tangguh”, sebuah karya dokumenter AIDA yang menceritakan tentang kisah kehidupan korban dan mantan pelaku terorisme. Secara umum, film tersebut bercerita tentang penderitaan yang dialami korban bom, baik korban langsung maupun tidak langsung. Bentuk penderitaan itu berupa kebutaan, kerusakan saraf, luka bakar di sekujur tubuh, hingga kehilangan orang-orang terkasih.
Kisah pilu kehidupan korban pasca terkena bom mengaduk emosi peserta. Beberapa siswa tampak menangis haru, seolah ikut merasakan dampak yang ditimbulkan oleh aksi terorisme. Ada juga sebagian siswa yang kedapatan menutup mata ketika menyaksikan luka yang diderita korban.
Baca juga Memompa Ketangguhan Generasi Muda Indramayu
Selain mengulas kehidupan korban, Film “Tangguh” juga menceritakan perjalanan hidup mantan pelaku terorisme yang telah kembali ke jalan perdamaian. Narasumber dari unsur mantan pelaku menceritakan cukup detail tentang alasan mereka terjerumus ke dalam ideologi kekerasan sampai tega merenggut kebahagiaan orang-orang tak bersalah.
Tak cukup sampai di situ, Film “Tangguh” juga memberikan pesan yang kuat kepada peserta. Meskipun korban mengalami penderitaan fisik, psikologis sampai trauma tak berkesudahan, mereka mampu bangkit dari keterpurukan dan bersedia memaafkan pelaku. Sebaliknya, semangat ketangguhan juga ditunjukkan oleh mantan pelaku. Mereka menyesali perbuatannya di masa lalu dan berkomitmen tidak akan mengulanginya lagi. Saat ini, sejumlah mantan pelaku dan korbannya bersatu menjadi Tim Perdamaian AIDA untuk mengajak masyarakat luas menumbuhkan budaya damai.
Baca juga Belajar Memaafkan dan Mengakui Kesalahan dari Korban dan Mantan Teroris
Usai pemutaran film, seorang siswa mengaku mendapatkan pembelajaran tentang pentingnya mewaspadai doktrin kekerasan. “Alasan seseorang menjadi teroris adalah karena doktrin dari orang lain. Doktrin itu melemahkan seseorang untuk memiliki rasa ingin tahu. Jadi seseorang hanya bertindak berdasarkan satu perspektif dan tidak mengindahkan perspektif lainnya,” ungkapnya.
Sementara itu, dari kisah korban, seorang siswa lainnya mengaku mendapatkan pembelajaran untuk tidak membalas dendam atas kesalahan yang pernah orang lain lakukan. “Dendam itu tidak akan menyelesaikan masalah. Kalau kita dendam, hati kita akan panas terus dan selalu ingin membalas. Jika kekerasan dibalas dengan kekerasan, maka akan timbul masalah-masalah yang baru,” tutur siswa tersebut.
Kegiatan ini berlangsung selama lebih kurang empat jam. Selain menonton film, siswa juga diajak mengikuti permainan interaktif dan diskusi kelompok yang sarat akan pembelajaran. [FAH]
Baca juga Kisah Tim Perdamaian Menginspirasi Pelajar di Haurgeulis