Memompa Semangat Perdamaian di MAN Kota Surabaya
Aliansi Indonesia Damai- Upaya Aliansi Indonesia Damai (AIDA) untuk menyebarkan pesan-pesan perdamaian di kalangan generasi muda Indonesia terus digencarkan. Beberapa waktu yang lalu, AIDA menggelar kegiatan kampanye perdamaian di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Surabaya. Kegiatan yang dikemas dalam Diskusi Interaktif “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” tersebut diikuti 85 siswa perwakilan dari berbagai kelas dan organisasi intra sekolah.
Dalam kegiatan, para siswa menyimak pengalaman hidup sarat inspirasi ketangguhan dari dua pihak, yakni korban aksi teror bom serta mantan anggota kelompok teroris yang telah bertobat. Kisah korban bermuatan semangat pantang menyerah kendati dihadapkan pada cobaan sangat berat. Sementara itu, kisah mantan pelaku terorisme mengedukasi para peserta untuk mengambil pelajaran dari kesalahan di masa lalu kemudian melakukan perbaikan-perbaikan ke depan.
Baca juga Siswa SMA Al Falah Surabaya: Terorisme Menyimpang, Harus Diluruskan
Kepala MAN Kota Surabaya, Fathurrohman, menanggapi kegiatan AIDA ini dengan positif. Ia menyebut kampanye perdamaian ini sejalan dengan misi Kementerian Agama, yang merupakan tempat bernaungnya madrasah di seluruh Indonesia, tentang kewajiban membumikan moderasi beragama. Di tengah kondisi demografi Indonesia yang majemuk terutama dalam hal keyakinan, siswa-siswi madrasah diharapkan mampu menjaga hubungan antaragama secara baik.
“Di dalam moderasi beragama, kalian beragama Islam, dengan teman-teman kalian yang beragama Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu, dan lain-lain, terjadi perbedaan. Kalau tidak ada moderasi beragama, apa yang akan terjadi? Konflik. Ini misi yang juga dibawa oleh AIDA, misi perdamaian di kampung-kampung, tingkat nasional, atau pun nanti di tingkat internasional,” tuturnya.
Baca juga Menggemakan Semangat Damai di SMKN 6 Surabaya
Fathurrohman meminta para peserta untuk berbangga karena sudah diundang mengikuti Diskusi Interaktif. Fathurrohman juga mendorong mereka untuk aktif berdiskusi, apalagi sebelumnya para peserta juga sudah mendapatkan materi tentang moderasi beragama di kegiatan lain.
“Anak-anakku sekalian, belajar tidak harus di dalam kelas. Kalian bisa mendapatkan ilmu di mana saja, salah satunya dengan mengikuti kegiatan organisasi seperti AIDA ini. Tapi kalau sudah jelas-jelas ada organisasi terlarang, jangan kalian ikuti,” ujarnya berpesan.
Baca juga Kampanye Perdamaian Di SMA Asshomadiyah Bangkalan
Salah seorang peserta memberikan testimoni setelah mengikuti Diskusi Interaktif “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh.” Ia mengaku mendapat banyak pelajaran, baik itu dari kisah mantan pelaku maupun korban terorisme. Dari kisah mantan pelaku, siswa tersebut belajar tentang sikap empati. Para mantan pelaku menunjukkan sikap empatinya ketika melihat korban yang berjatuhan akibat perbuatan kelompok mereka. Sikap empati inilah yang kemudian membuat mantan pelaku tersadarkan dari paham kekerasan.
Sedangkan dari kisah korban, siswa tersebut belajar tentang proses pendewasaan. Para korban telah menderita luka yang tidak bisa disembuhkan. Namun mereka memilih bangkit dan terus melanjutkan hidup. “Tersakiti terkadang bisa membuat kita dewasa,” katanya. [FAH]
Baca juga Gotong Royong untuk Perdamaian