Setahun Bom Sri Lanka: Korban Bangkit dan Menyerukan Perdamaian

Aliansi Indonesia Damai– Hari ini, tepat satu tahun peristiwa ledakan bom dahsyat mengguncang gereja, hotel, dan sejumlah tempat di Sri Lanka. Serentetan serangan bom bunuh diri itu terjadi saat umat Nasrani sedang menjalankan ibadah Minggu Paskah, 21 April 2019. ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Korban jiwa dalam serangkaian serangan itu mencapai 253 orang dan lebih dari 500 orang lainnya terluka. Demikian dilansir dari situs CNN, 25/04/2019.

Hasaru Jayakody adalah salah satu korban selamat dalam serangan yang menyasar Gereja Saint Sebastian, Distrik Negombo. Remaja yang kini berusia 18 tahun itu mengaku sangat terpukul dan sempat tidak tahu apa yang harus dilakukan karena ibunya meninggal dunia dalam tragedi kemanusiaan itu. “Ibu saya sangat baik, selalu menyayangi keluarganya, dan membuat saya selalu bahagia,” kata Hasaru dalam video yang diunggah situs BBC, 21/10/2019, enam bulan setelah kejadian berlalu.

Baca juga Keluarga Korban Serangan London Bridge Tak Menuntut

Hasaru mengalami sejumlah luka di bagian tubuhnya. Ia terkena enam material bom dan harus mendapatkan perawatan intensif dari dokter. Salah satu material tersebut menancap di bagian paru-parunya. Dokter cukup kesulitan untuk mengambilnya. Ia pun akhirnya sembuh meski tidak sempurna seperti sedia kala. Setelah enam bulan berlalu, beberapa korban dari Negombo bangkit dan bersama-sama memperbaiki gereja yang menjadi target serangan.

Tidak hanya luka fisik yang dialami korban. Rasa trauma pun dialami oleh mereka. Peristiwa ledakan itu masih membayangi mereka. Salah seorang imam Gereja Saint Sebastian yang bertugas di Hari Minggu Paskah tersebut masih mengingat betul kondisi korban yang memprihatinkan ketika terjadi ledakan. Namun, sembari mencoba menghilangkan trauma, ia mengaku telah memaafkan pelakunya.

Baca juga Solidaritas Untuk Korban Terorisme London Bridge

“Tetapi Tuhan berkata kepada kita untuk selalu memaafkan. Saya melihat segala sesuatu yang terjadi ketika itu, tubuh mereka yang berjatuhan di lantai ini, orang-orang menangis dan berteriak,” ujarnya.

Seorang korban lainnya bernama Dasun telah mencoba melupakan kejadian tersebut. Ia mengajak orang lain untuk berlapang dada dan membalas apa yang telah dilakukan oleh pelaku dengan cinta kasih. “Setiap orang harus bisa melupakan serangan tersebut dengan hati dan kasih,” ucap Dasun masih dalam video BBC.

Ibu dari Dasun juga mengaku telah menerima semua yang telah terjadi sembari berharap tak ada lagi kejadian teror yang telah menewaskan orang-orang yang tak tahu apa-apa. “Saya berharap agar kejadian ini tidak terulang lagi dan kita bisa memaafkan seperti yang Tuhan ajarkan kepada kita,” katanya. [NOV]

Baca juga Pelaku Teror London Bridge yang Tewaskan 2 Korban pernah Direhabilitasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *