26/05/2021

Warek ITT Purwokerto Ajak Mahasiswa Lestarikan Perdamaian

Aliansi Indonesia Damai- Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Pemasaran Institut Teknologi Telkom (ITT) Purwokerto, Tata Sambada, mengajak mahasiswa terlibat aktif dalam melestarikan perdamaian di Indonesia. Mahasiswa diyakini dapat berkontribusi penting bagi terwujudnya perdamaian sekaligus menangkal gerakan ekstrem di lingkungan kampus.

“Antusiasme mahasiswa di forum ini menjadi sinyal bahwa mahasiswa juga ingin dan harus melestarikan perdamaian di Indonesia, agar kita bebas dari ancaman terorisme,” katanya saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara Diskusi dan Bedah Buku La Tay’as: Ibroh dari Kehidupan Teroris dan Korbannya, Kamis (20/05/2021). Acara yang digelar AIDA bekerjasama dengan kemahasiswaan IT Telkom Purwokerto itu dihadiri seratus lebih mahasiswa, termasuk sejumlah tenaga pengajar.

Baca juga Mencegah Pemuda Terpapar Paham Ekstrem

Tata menjelaskan, pemahaman literasi sangat vital untuk menangkal narasi-narasi ekstremisme yang berkembang di media sosial. Di era teknologi, informasi berkembang sangat pesat dan diyakini penuh ketidakpastian, sehingga informasi yang beredar cenderung subjektif. Di tengah keambiguan itu, Tata mengimbau mahasiswa untuk cermat menyerap informasi yang ada. “Acara ini semoga dapat meningkatkan kemampuan literasi kita dalam mengolah informasi dan pengetahuan pada era perubahan informasi ini,” ujarnya.

Ia melanjutkan, informasi-informasi di era media sosial juga dapat berbaur antara kebenaran dan ketidakbenaran. Tanpa kemampuan literasi yang kuat, informasi yang sebenarnya hoaks dapat dianggap kebenaran. “Kita dihadapkan pada kondisi ketidaksadaran bahwa telah membenarkan hal-hal yang salah. Karena dilakukan berulang-ulang oleh banyak orang, maka kesalahan bisa menjadi kebenaran. Karena itu kita butuh kemampuan literasi,” ungkapnya.

Baca juga Meluruskan Stereotip Terorisme

Menurut Tata, salah satu upaya meningkatkan kemampuan literasi itu adalah melalui pengalaman orang-orang yang pernah terjerumus ke dunia ekstremisme dan juga korban terorisme. Belajar dari pengalaman itu, mahasiswa diharapkan dapat mengambil ilmu yang berharga untuk meningkatkan kecerdasan literasi.

“Kita tingkatkan kemampuan literasi dari orang-orang yang lebih berpengalaman, sehingga kita dapat informasi dan ilmu dari orang yang valid tanpa adanya tujuan tendensi kelompok tertentu. Pengalaman adalah pelajaran berharga. Bersyukur kita bisa belajar dari orang yang berpengalaman dan tangguh dari kondisi dan pengalaman perihal terorisme ini,” tuturnya.

Baca juga Dialog Mahasiswa UMP dengan Korban Bom Kuningan

Di akhir sambutannya Tata berharap mahasiswa tidak mudah terprovokasi narasi-narasi kelompok ekstrem di media sosial, apalagi ajakan-ajakan yang mengarah untuk melakukan tindakan kekerasan.

Sebagai informasi, kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari acara AIDA sebelumnya, yaitu Seminar Halaqah Perdamaian dan Pelatihan Pembangunan Perdamaian di Kalangan Mahasiswa di wilayah Purwokerto. Hadir selaku narasumber antara lain Peneliti Terorisme, Solahudin, Mantan Pelaku Terorisme Mukhtar Khairi, Korban Bom Kuningan 2004, Mulyono Sutrisman, dan Penulis Buku La Tay’as, Hasibullah Satrawi. [AH]

Baca juga Memahami Terorisme dari Perspektif Korban

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *