17/07/2021

Sinergi Alim Ulama untuk Indonesia Damai

Aliansi Indonesia Damai- Indonesia adalah negeri yang dianugerahi keberagaman, baik dari sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Para pemuka agama, terutama alim ulama diharapkan mampu bersinergi untuk mengelola keberagaman di Indonesia. Tanpa kolaborasi bersama, konflik sosial dapat saja muncul dan mengancam kehidupan.

Demikian disampaikan Sosiolog Universitas Indonesia, Imam B. Prasodjo, saat menjadi keynote speaker dalam acara Halaqah Alim Ulama: Menguatkan Ukhuwah melalui Pendekatan Ibroh yang digelar AIDA, Kamis (08/07/2021). Kegiatan yang digelar daring itu dihadari lebih dari seratus alim ulama dari wilayah Sulawesi Selatan dan sekitarnya.

Baca juga Ketangguhan Istri Korban Bom Kuningan

Dalam paparannya, Imam menegaskan bahwa Indonesia sudah ditakdirkan menjadi bangsa yang sangat beragam. Untuk itu, diperlukan kesadaran bersama untuk menjaga keberagamaan sekaligus memererat persatuan dan persaudaraan di antara sesama. Tanpa persaudaraan yang kuat, konflik sosial bisa muncul di tengah-tengah masyarakat yang beragam.

Menurut dia, sejumlah konflik sosial yang pernah terjadi di tengah-tengah masyarakat beberapa penyebabnya bersumber dari kecurigaan dan ketidaktahuan terhadap latar belakang kelompok lain. Kunci untuk menghindari ketidaktahuan itu adalah dengan cara saling mengenal, saling memahami, dan menghormati orang lain. “Sebagaimana ditegaskan oleh Al-Qur’an, kuncinya li taarafu, saling mengenal, saling menjaga, dan saling memahami,” ucapnya.

Baca juga Bersinergi Melawan Provokasi Kekerasan

Imam mengingatkan, bila keberagaman masyarakat tidak mampu dikelola dengan baik, maka yang akan terjadi adalah pecahnya kohesi sosial. Hal itu bisa dilihat dari sejarah konflik kekerasan yang pernah terjadi di Indonesia. Berawal dari ketidaktahuan dan kesalahpahaman, kemudian muncul konflik kekerasan dan permusuhan.

Karena itu, Imam mengajak alim ulama untuk terlibat aktif dalam menjaga keberagaman bangsa Indonesia. Terlebih, di tengah-tengah peristiwa besar yang terjadi di tanah air, masih saja ada oknum-oknum yang kerapkali menebar permusuhan dan konflik. “Bila ada di antara kita yang tidak mampu menahan diri, tidak mampu menerima keberagaman, maka yang akan terjadi adalah gesekan terus menerus. Kehilangan rasa damai, rasa kasih sayang,” ujarnya.

Baca juga Pentingnya Saling Menyalehkan

Para pendiri bangsa pun, lanjut Imam, telah menanam pondasi yang kuat untuk menjaga keberagaman bangsa Indonesia. Tugas selanjutnya yang diemban oleh para penerus bangsa adalah melestarikan perdamaian di Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, bukan individu atau kelompok.

Di akhir paparannya, Imam mengajak alim ulama untuk merefleksikan peristiwa-peristiwa kekerasan yang pernah terjadi di Indonesia. Beberapa peristiwa itu antara lain sejumlah ledakan bom yang dilakukan oleh kelompok ekstremis. Menurut Imam, ada begitu banyak korban bom yang tak bersalah harus menderita lantaran aksi-aksi kekerasan. Ia lantas mengajak alim ulama untuk mengambil ibroh (pembelajaran) dari kisah hidup para penyintas.

“Hendaknya kita renungi, bagaimana orang-orang yang menjadi korban kekerasan, apa cerita di balik peristiwa yang mereka alami. Banyak sekali cerita-cerita yang membutuhkan empati. Mari kita semua merenungkan ayat-ayat Tuhan yang kauniyah ini, selain tentu saja ayat-ayat yang qauliyah,” demikian Imam memungkasi. [AH]

Baca juga Menyerukan Semangat Perdamaian kepada Ulama Sulawesi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *