11/08/2021

Dialog Mantan Napiter dengan Siswa SMA Hang Tuah Makassar

Aliansi Indonesia Damai- Sebanyak 47 orang siswa SMA Hang Tuah Makassar berpartisipasi aktif dalam Dialog Interaktif Virtual “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” yang dilaksanakan AIDA, Jumat (06/08/2021). Kegiatan ini menghadirkan Choirul Ikhwan, mantan narapidana kasus terorisme (napiter) sebagai narasumber. Irul, sapaan akrab Choirul Ikhwan, berbagi kisah sepak terjangnya saat tergabung dalam kelompok ekstremisme hingga kemudian memutuskan bertobat. 

Sejumlah pertanyaan bergulir setelah Irul menyampaikan paparannya. Siswi kelas XI menanyakan cara mengetahui ciri-ciri kelompok ekstremisme dan tips menghindarinya. Menurut Irul, ada beberapa proses yang dilewati seseorang untuk menjadi teroris. Pertama, biasanya dimulai dari intoleransi. Pada tahap itu orang sulit menerima perbedaan, baik dengan pemeluk agama lain maupun yang seagama namun berbeda pemahaman. “Mereka akan menganggap kelompok mereka adalah yang paling benar, dan yang lain adalah salah,” katanya.

Baca juga Semangat Ketangguhan dari SMKN 4 Makassar

Tahap berikutnya adalah tumbuhnya radikalisme yang mengarah pada idealisme mengubah ideologi negara tanpa memedulikan kelompok lain. Pada fase tersebut, orang mulai terlibat dalam aksi-aksi yang mengarah pada terorisme, seperti pelatihan semimiliter, bahkan penyerangan, baik dengan bom atau senjata lain.

Irul berharap, dengan mengetahui tahapan tersebut, seseorang bisa mencari cara untuk menolak dan memberikan alasan agar tidak bergabung dalam kelompok ekstremisme kekerasan.

Baca juga Dialog Mantan Napiter dengan Siswa SMAN 1 Makassar

Peserta lain menanyakan tentang imbalan yang dijanjikan oleh kelompok yang diikuti oleh Irul dulu jika misi mereka tercapai. Merespons hal tersebut, Irul menerangkan bahwa saat itu kelompoknya memiliki dana terbatas, bahkan anggarannya dari kantong pribadi anggotanya sendiri. Pendek kata, tidak ada  imbalan materi.

 “Satu-satunya janji yang kami berikan adalah surga dan bertemu tujuh bidadari. Termasuk juga menghapuskan semua dosa yang pernah dilakukan dan masuk surga tanpa hisab. Itu saja yang selalu kita doktrinkan,” katanya. [LADW]

Baca juga Dialog Siswa SMAN 1 Makassar dengan Korban Bom Thamrin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *