05/08/2021

Dialog Siswa SMAN 1 Makassar dengan Korban Bom Thamrin

Aliansi Indonesia Damai – Sembari menahan isak tangis, Nurman Permana, korban Bom Thamrin 2016, mengisahkan sepenggal pengalaman hidupnya di hadapan 52 pelajar SMAN 1 Makassar, dalam Dialog Interaktif Virtual “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” yang  dilaksanakan AIDA, Senin (02/08/2021).

Nurman, sapaan akrabnya, mengaku tak memiliki firasat apa pun sebelum musibah itu menimpanya. Memang kakaknya sempat melarangnya pergi ke Plaza Sarinah di kawasan Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat. Tetapi karena Nurman bersikeras, mereka berdua memutuskan tetap berangkat untuk membereskan masalah kartu selulernya.

Baca juga Melahirkan Pelopor Perdamaian di SMAN 1 Makassar

Ketika melintasi jalan MH Thamrin, Nurman sempat membatin bahwa Jakarta sedang absen dari pemberitaan terorisme. Tak lama berselang ia melihat asap mengepul dari gerai Starbucks. Kakaknya mengira itu hanyalah ledakan tabung gas, sedangkan Nurman beranggapan ledakan bom. Belakangan diketahui bahwa asap tersebut memang berasal dari bom yang meledak di dalam gerai.

Tanpa berpikir panjang, mereka melanjutkan berjalan menyeberangi sisi yang lain. Ketika sampai di separator busway, tiba-tiba bom lain meledak sekitar 7 meter dari posisinya.

Baca juga Menyemai Ketangguhan di SMK Budi Mulia Malang

“Sebelum pos polisi meledak, saya sempat melihat seseorang sedang ngomong ‘telah terjadi ledakan di Starbucks Sarinah’. Pas kedua kalinya dia ngomong, tiba-tiba di belakang dia langsung meledak. Posisi saya ada di depan orang itu,” ucapnya mengenang.

Nurman yang panik langsung berlari sehingga terpisah dari kakaknya. Ia pun tak sadar bahwa kondisi badannya berlumuran darah. Beberapa bagian badannya robek. Saat itu, ia berpikir bahwa kakaknya sudah tiada karena sempat melihat korban lain tergeletak.

Baca juga Dialog Siswa SMK Budi Mulia Malang dengan Penyintas Bom

Saat dirinya ditolong oleh warga, Nurman melihat kakaknya yang selamat. Ia langsung merasa bersalah karena tidak mendengarkan perkataan kakaknya untuk menunda pergi ke Plaza Sarinah.

Sesampainya di rumah sakit, barulah Nurman merasakan sakit yang luar biasa. Telinga kirinya terbakar. Hingga sekarang masih sering terasa mendengung. Tangan kirinya pun terkena serpihan berbagai macam mur dan baut hingga harus menjalani perawatan selama 30 hari untuk proses pengambilan serpihan.

Baca juga Dialog Siswa SMAN 4 Malang dengan Mantan Ekstremis

Selain dampak fisik, Nurman juga mengalami dampak psikologis. Selama lebih dari 2 tahun ia tidak berani untuk melewati kawasan MH Thamrin. Ia pun trauma dengan orang berciri tertentu.

Namun semuanya terlewati. Nurman kembali mendapatkan semangat hidup setelah bertemu dengan korban bom yang lain. Ia melihat banyak korban yang lebih menderita tapi masih terus semangat menjalani hidup. Ia memilih belajar untuk ikhlas. Karena keikhlasan akan membuat hidupnya lebih bermakna. Ia juga mengajak kepada para siswa untuk tidak pernah menyerah.

Baca juga Generasi Muda Duta Perdamaian

Beberapa siswa mengapresiasi ketangguhan Nurman yang berhasil bangkit pascakejadian mengerikan tersebut. Beberapa di antaranya lantas menanyakan bagaimana Nurman mengatasi perasaan traumanya.

Ia menceritakan bahwa baginya trauma adalah perihal waktu. Beberapa bulan setelah kejadian tersebut, Nurman pernah memaksakan diri untuk kembali melewati lokasi kejadian lantaran merasa sudah bugar dan sehat. Sayangnya, hal tersebut justru berujung tangisan dan teriakan bahkan sebelum sampai di lokasi.

Baca juga Generasi Muda Cinta Damai

“Buat saya pribadi, jujur, trauma belum seratus persen sembuh. Akhirnya berani lewat jalan itu lagi karena waktu, sembuh karena waktu,” demikian ia menjelaskan kepada siswa.

Seorang siswa mengaku bahwa apa yang disampaikan oleh Nurman menjadi pembelajaran hebat baginya. “Ikhlas adalah kunci. Ketika ikhlas menerima apa yang terjadi, maka kita pasti bisa menemukan jalan keluarnya. Jangan takut untuk bangkit kembali dan memulai hidup yang jauh lebih baik,” ujar seorang siswi pada sesi akhir kegiatan. [WTR]

Baca juga Pelajaran Damai dari Mantan Ekstremis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *