Pesan Ketangguhan Pelajar Makassar (Bag. 1)
Aliansi Indonesia Damai- AIDA menggelar kampanye perdamaian di beberapa sekolah di Makassar sepanjang Agustus 2021. Kegiatan dikemas dalam bentuk Dialog Interaktif Virtual “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh.” Pekan lalu AIDA menyelenggarakan kegiatan virtual ini di SMAN 1 Makassar, SMA Hang Tuah, dan SMKN 4 Makassar.
Dalam kegiatan itu, AIDA menghadirkan Tim Perdamaian yang terdiri dari unsur mantan pelaku terorisme dan korbannya. Mereka berbagi cerita dan pengalaman hidup di hadapan sekitar 50 siswa-siswi di setiap sekolah. Melalui kisah itu, AIDA berharap generasi muda mengambil pembelajaran (ibroh) dan ikut membangun perdamaian Indonesia.
Baca juga Dialog Mantan Napiter dengan Siswa SMA Hang Tuah Makassar
Setelah mengikuti kegiatan, sejumlah peserta menyampaikan kesan dan pesannya. Berikut beberapa pesan ketangguhan yang terangkum dari pendapat para peserta kegiatan.
Jangan Mudah Menyerah
Seorang peserta asal SMAN 1 Makassar berpandangan bahwa masalah akan selalu datang silih berganti dalam hidup. Namun hal itu tak boleh membuat kita menyerah, karena setiap masalah tidak akan melebihi batas kemampuan seseorang.
Menurut dia, cerita narasumber membuatnya sadar bahwa hidup harus tetap dijalani walau penuh masalah, karena tiap orang merasakannya. Bisa jadi masalah yang kita hadapi tidak lebih besar daripada yang menimpa orang lain. Kisah korban terorisme membuatnya merasa bahwa masalahnya selama ini tidak sebanding dengan apa yang dialami narasumber.
Baca juga Semangat Ketangguhan dari SMKN 4 Makassar
“Jangan menyerah terhadap hidup, karena ada orang yang mempunyai masalah lebih besar dan berat dari kita. Kita harus kuat dan semangat buat jalani hidup ini,” ujarnya menyampaikan pendapat pada kegiatan 2 Agustus lalu.
Harmonis dan Bangkit dari Masalah
Pelajar di SMA Hang Tuah menyatakan bahwa aksi-aksi terorisme dan radikalisme merupakan pemikiran dan kegiatan yang dapat merusak persatuan dan kedamaian bangsa. Tidak hanya merusak aspek kebangsaan, tetapi pemikiran dan tindakan itu dapat menyisakan trauma bagi orang-orang yang mengalami dan membuat orang yang tidak bersalah kehilangan sosok-sosok yang dicintai.
Baca juga Dialog Mantan Napiter dengan Siswa SMAN 1 Makassar
Siswa kelas XII tersebut mengaku salut kepada para korban atas perjuangannya bangkit dari rasa trauma. Hal tersebut mendorongnya untuk mempraktikkan ketangguhan dalam kehidupan walaupun sulit.
Ikhlas dan Bertobat
Dalam kegiatan di SMKN 4 Makassar, seorang siswi yang mengikuti kegiatan mengaku mendapatkan pembelajaran tentang keikhlasan. “Bagaimana kita bisa mengikhlaskan segala sesuatu yang sudah terjadi dan bagaimana cara untuk berdamai dengan keadaan maupun dengan diri sendiri,” ujarnya.
Sementara dari sisi mantan pelaku terorisme, ia belajar bahwa setiap orang yang pernah melakukan kesalahan, maka langkah terbaik yang harus diambil adalah bertobat. Dengan begitu kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Allah juga selalu membuka pintu tobat bagi umat-Nya yang bersungguh-sungguh. [MSH]
Baca juga Dialog Siswa SMAN 1 Makassar dengan Korban Bom Thamrin