Pesan Ketangguhan Pelajar Makassar (Bag. 2-Terakhir)
Aliansi Indonesia Damai- AIDA menggelar kampanye perdamaian di lima sekolah di Makassar, antara lain di SMAN 4 Makassar dan SMAN 22 Makassar, awal Agustus lalu. Kegiatan dikemas dalam bentuk Dialog Interaktif Virtual “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” melalui aplikasi Zoom.
Dalam kegiatan itu AIDA menghadirkan Tim Perdamaian yang terdiri dari unsur mantan pelaku terorisme dan korbannya sebagai narasumber. Mereka berbagi cerita dan pengalaman hidup di hadapan sekitar 50 siswa di masing-masing sekolah. Melalui kisah tim perdamaian, AIDA mengajak generasi muda untuk mengambil pembelajaran (ibroh) dan membangun perdamaian Indonesia.
Baca juga Pesan Ketangguhan Pelajar Makassar (Bag. 1)
Setelah mengikuti kegiatan, sejumlah peserta menyampaikan nilai-nilai ketangguhan yang terinspirasi dari kisah Tim Perdamaian.
Selalu ada jalan keluar
Seorang siswi mengaku mendapatkan inspirasi untuk pantang menyerah, tidak dendam, ikhlas atas semuanya, dan senantiasa sabar setelah mendengarkan kisah korban dalam kegiatan di SMAN 4 Makassar.
Baca juga Pesan Damai Siswa SMAN 22 Makassar
Menurut dia masalah yang terjadi dalam hidup merupakan ketetapan Tuhan yang harus dan pasti bisa kita hadapi, karena masalah tersebut memiliki solusinya. Masalah hanyalah ujian dari Tuhan yang ada jalan keluarnya. “Karena setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Allah tidak mungkin menguji hamba-Nya kalau tidak ada jalan keluar,” ujarnya.
Menjemput hidayah
Sementara pada kegiatan di SMAN 22 Makassar, seorang siswa mengaku mendapatkan banyak pembelajaran penting dari kisah mantan pelaku. Kisah pertobatan mantan pelaku membuatnya yakin bahwa Allah akan memberikan jalan bagi mereka yang mau mengubah dirinya. Selalu ada kesempatan asal ada kemauan untuk bertobat.
Baca juga Semangat Ketangguhan dari SMKN 4 Makassar
Selain itu, ia pun meyakini bahwa manusia tidak bisa memberikan hidayah kepada orang lain, melainkan hidayah itu hanya dari Allah, maka dalam pertobatan perlu kita usahakan menjemput hidayah. “Kita tidak bisa memberikan hidayah kepada seseorang, tetapi kita bisa datang untuk menjemput hidayah itu,” ucapnya. [MSH]
Baca juga Dialog Mantan Napiter dengan Siswa SMAN 1 Makassar