Pesan Damai Siswa SMAN 22 Makassar
Aliansi Indonesia Damai- AIDA menggelar Dialog Interaktif Virtual “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” di SMAN 22 Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (11/08/2021). Kegiatan diikuti secara daring oleh puluhan siswa.
Pada kesempatan itu, narasumber yang terdiri dari mantan pelaku terorisme dan korbannya berbagi kisah dan nilai-nilai ketangguhan hidup. Kisah-kisah yang diceritakan mewujud menjadi pembelajaran sekaligus pesan damai yang tersemat di pikiran generasi muda Makassar.
Baca juga Pesan Ketangguhan Pelajar Makassar (Bag. 1)
Salah seorang siswa mengatakan, kisah ketangguhan mantan pelaku terorisme mengandung banyak pembelajaran, salah satunya dapat menjadi rambu-rambu bagi generasi muda untuk memilih pergaulan dan pertemanan yang tepat.
“Banyak pembelajaran yang saya dapatkan dari kisah pertobatan mantan pelaku terorisme. Kita harus memilih lingkungan dan teman yang baik dan teman yang bisa membawa pada hal-hal yang positif agar kita tidak terjerumus ke hal-hal yang buruk,” ujarnya.
Baca juga Dialog Mantan Napiter dengan Siswa SMA Hang Tuah Makassar
Pengalaman mantan pelaku menghadapi pergolakan pikiran sampai terjerumus ke dalam kelompok ekstrem dianggap relevan dengan masalah-masalah remaja yang kerapkali juga mengalami pergolakan batin dalam pencarian jati diri mereka. Kisah itu diceritakan oleh Choirul Ihwan, mantan narapidana terorisme, bahwa keterlibatannya di dalam dunia kekerasan tak lepas dari pergolakan batin dan pikiran untuk menemukan kebenaran sejati. Sayangnya ia justru terjebak pada pemahaman kekerasan.
Meskipun demikian, seorang siswa mengatakan bahwa kisah masa lalu Choirul bukanlah aib yang harus disesali, tetapi harus menjadi pembelajaran bagi seseorang untuk memperbaiki hidupnya di masa depan. “Kita bisa belajar bahwa apa yang terjadi ke depan tergantung terhadap pilihan kita sekarang. Hal yang sudah terjadi bukanlah untuk kita sesali tetapi untuk kita jadikan pelajaran ke depan,” katanya.
Baca juga Semangat Ketangguhan dari SMKN 4 Makassar
Selaras dengan hal itu, seorang siswi dari jurusan Ilmu Pengetahuan Alam sepakat bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berubah dan berbuat menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Setiap orang mungkin mempunyai kisah yang kelam, tetapi setiap orang juga mempunyai kesempatan yang sama untuk berubah.
“Selama masih ada waktu untuk berubah menjadi lebih baik lagi, maka berubahlah. Orang yang paling bisa mengubah hidupmu adalah dia yang selalu kamu lihat saat berdiri di depan cermin,” katanya.
Baca juga Dialog Mantan Napiter dengan Siswa SMAN 1 Makassar
Seorang siswa lain meyakini bahwa iktikad dan niat baik untuk berubah selalu mencerminkan nilai-nilai ketangguhan seseorang. Niat baik itu pun diyakini selaras dengan sifat kasih dan sayang Allah yang selalu membuka pintu bagi hamba-hambaNya yang mau bertobat. “Mereka yang datang menjemput hidayah dari Allah. Kita tidak bisa memberikan hidayah kepada seseorang tetapi kita bisa datang untuk menjemput hidayah itu,” ucapnya.
Pesan-pesan damai yang disampaikan para siswa itu tidak hanya diserap dari kisah mantan pelaku. Sejumlah siswa juga mengaku mendapatkan ketangguhan hidup dari kisah Yuni Karta, korban Bom Kuningan 2004. Seorang siswi mengatakan, orang-orang yang terkena musibah akibat ledakan bom dan mampu bangkit dari penderitaan layak menjadi teladan dan inspirasi.
Baca juga Dialog Siswa SMAN 1 Makassar dengan Korban Bom Thamrin
Menurut seorang siswi, kisah Yuni adalah pembelajaran agar generasi muda mampu memupuk nilai kesabaran dan keikhlasan. “Allah akan memberikan jalan dan solusi bagi setiap musibah yang ada. Ketika hamba-Nya menerima musibah dan cobaan itu dengan hati yang lapang dan bersabar, serta selalu berusaha, maka Allah akan membukakan jalan baginya,” tuturnya.
Sementara siswi lain mengatakan bahwa nilai-nilai kesabaran mesti ditanamkan kepada generasi muda. Sebab, kesabaran dan keikhlasan adalah kunci dalam menghadapi ujian kehidupan. Ia pun meyakini, orang-orang yang sabar kelak akan memetik buah dari kesabaran itu sendiri. “Segala sesuatu yang terjadi adalah takdir Allah. Kita harus ikhlas dan terus semangat menghadapi masalah yang ada,” ujarnya. [AH]