23/09/2021

Generasi Muda Cerdas Bermedsos

Aliansi Indonesia Damai- Peran dan kontribusi generasi muda bagi pembangunan perdamaian di Indonesia sangat vital. Sebagai generasi penerus tonggak kepemimpinan bangsa, generasi muda diminta turut terlibat aktif dalam kampanye-kampanye perdamaian.

Direktur Eksekutif AIDA, Riri Khariroh, mengatakan, peran generasi muda bisa diwujudkan dalam gerakan cerdas bermedia sosial (medsos). Ia menilai, derasnya arus teknologi dan informasi mutakhir mengakibatkan ujaran kebencian banyak bermunculan di medsos. Karena itu, generasi muda diharapkan bisa memfilter pesan-pesan negatif dan mampu membedakan informasi yang valid dan yang hoaks.

Baca juga Dialog Mantan Napiter dengan Siswa SMKN 3 Surakarta

“Kami menganggap peran dan sumbangsih generasi muda sebagai calon pemimpin bangsa sangat penting untuk terus diperkuat, khususnya nilai-nilai perdamaian dan antikekerasan. Utamanya di tengah zaman globalisasi, arus informasi begitu deras lewat internet dan medsos,” ujar Riri saat memberikan sambutan dalam Dialog Interaktif Virtual “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” yang digelar AIDA di SMKN 3 Surakarta, dua pekan lalu.

Kegiatan tersebut merupakan penutup dari rangkaian safari perdamaian virtual AIDA di berbagai sekolah di Surakarta, Jawa Tengah. Di hadapan puluhan siswa-siswi yang hadir secara daring, Riri menegaskan bahwa perdamaian tidak akan pernah terwujud tanpa dukungan generasi muda.

Baca juga Dialog Siswa SMAN 1 Surakarta dengan Mantan Ekstremis

Selama ini AIDA mengampanyekan perdamaian melalui rekonsiliasi dan kisah kehidupan mantan pelaku terorisme dan korbannya. Kedua belah pihak merupakan pihak yang paling representatif dalam berbicara perdamaian. Sebab, pelaku adalah cermin nyata adanya terorisme, sementara korban adalah bukti dari dampak buruk aksi-aksi kekerasan. “Merekalah messenger of peace, penyampai pesan perdamaian,” kata Riri.

Ia mengingatkan bahwa kekerasan di Indonesia masih menjadi persoalan bersama dan sulit diselesaikan. Dalam tahun-tahun terakhir kekerasan masih terus terjadi, bahkan dilakukan oleh pelaku yang tergolong muda. “Tentunya hal seperti ini tidak bisa terus dibiarkan, dan kita mesti bahu-membahu bekerja bersama untuk menyemai nilai-nilai perdamaian di kalangan anak muda,” ucapnya.

Baca juga Siswa SMAN 1 Surakarta Belajar Ketangguhan dari Penyintas Bom

Ia kemudian mengajak generasi muda untuk terlibat aktif dalam pembangunan perdamaian di lingkungan masing-masing, baik di sekolah maupun masyarakat luas. Mengingat ancaman kekerasan terus menyasar generasi muda, maka kontribusi pemuda juga sangat penting untuk menjadi benteng pertahanan dari ancaman paham dan gerakan ekstrem. “Kita semua tidak ingin lingkungan kita dimasuki oleh ideologi kekerasan,” tuturnya.

Riri meyakini, bila generasi muda mampu menjadi generasi tangguh, maka pelbagai ancaman apa pun, termasuk paham ekstrem tidak akan mudah memengaruhi. “Jika generasi muda mempunyai daya tahan yang baik, ketangguhan, bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara spiritual dan mental, maka ajakan apa pun, pengaruh negatif, saya yakin tidak akan terpengaruh dan tetap berada dalam jalan perdamaian,” ujarnya.

Baca juga Pesan Perdamaian Pelajar Surakarta (Bag. 1)

Akhiran, dia berharap kisah mantan pelaku dan korbannya bisa menjadi pembelajaran untuk memupuk ketangguhan generasi muda. “Melalui kisah hidup perjuangan dari mantan pelaku dan korban, kami berharap generasi muda bisa mengambil inspirasi dan pembelajaran yang bisa digunakan sebagai daya tahan dari adanya propaganda dan ajakan-ajakan kebencian, kekerasan, khususnya di media sosial,” katanya memungkasi. [AH]

Baca juga Pesan Perdamaian Pelajar Surakarta (Bag. 2- Terakhir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *