11/09/2021

Pesan Perdamaian Pelajar Surakarta (Bag. 1)

Aliansi Indonesia Damai- AIDA menggelar kampanye perdamaian di beberapa sekolah di Surakarta, Jawa Tengah, sejak akhir Agustus hingga awal September 2021. Kegiatan dikemas dalam bentuk Dialog Interaktif Virtual “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh.” Pekan lalu AIDA menyelenggarakan kegiatan daring ini di SMAN 4 Surakarta dan SMAN 2 Surakarta.

Dalam kegiatan itu, AIDA menghadirkan Tim Perdamaian yang terdiri dari unsur mantan pelaku terorisme dan korbannya. Mereka berbagi cerita dan pengalaman hidup di hadapan sekitar 50 siswa-siswi di setiap sekolah. Melalui kisah itu, AIDA berharap generasi muda mengambil pembelajaran (ibroh) dan ikut membangun perdamaian Indonesia.

Baca juga Dialog Siswa SMAN 4 Surakarta dengan Penyintas Bom Kuningan

Setelah mengikuti kegiatan, peserta menyampaikan kesan dan pesannya. Berikut beberapa pesan ketangguhan yang terangkum dari pendapat para peserta kegiatan.

Memaafkan melepaskan beban

Siswi SMAN 4 Surakarta yang menyimak kisah korban mengaku merinding mendengarkan kisah ledakan bom yang melukai korban. Ia merasa salut dengan ketabahan korban untuk memaafkan mantan pelaku. Baginya memaafkan membuang beban dalam diri.

Baca juga Menyemai Bibit Perdamaian di SMAN 4 Surakarta

“Mencoba untuk memaafkan kesalahan orang lain itu bukan sesuatu yang buruk, dan Itu seperti melepaskan beban dari diri kita sendiri dan melepaskan racun hal yang ada di diri kita,” ungkap siswi tersebut pada Selasa (31/08/2021).

Pemahaman yang baik

Seorang peserta di SMAN 2 Surakarta menyatakan, pelaku terorisme bukan dilihat dari penampilan luarnya, tetapi lebih kepada pemahamannya. Siswa tersebut menyimpulkan bahwa sangat penting bagi generasi muda untuk mencari ilmu dan pemahaman yang damai.

Baca juga Ketangguhan Penyintas di Mata Siswa SMAN 2 Surakarta

“Carilah ilmu atau pemahaman dengan sebaik-baiknya dan kuatkan iman kita kepada Allah. Percaya bahwa Allah selalu ada buat kita di saat suka maupun duka,” ujarnya.

Ia pun turut mengambil pelajaran dari kisah korban yang luar bisa. “Mampu berdamai dengan masa lalu yang seperti  itu, dan mampu memaafkan pelakunya, segera bangkit dari keterpurukan, dan selalu bersyukur atas kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT,” ujar siswi tersebut dalam kegiatan di sekolahnya pada Kamis (2/09/2021).

Ajaran agama yang damai

Peserta lainnya asal SMAN 2 Surakarta mengatakan, terkadang penerimaan kita dari ajaran agama bisa melahirkan dua sisi yakni kekerasan dan perdamaian. “Jadikanlah agama sebagai ajaran perdamaian bukan kekerasan, menciptakan perdamaian dan kenyamanan bagi kehidupan,” ujar siswa kelas XI tersebut. [MSH]

Baca juga Dialog Siswa SMAN 4 Surakarta dengan Mantan Ekstremis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *