16/09/2021

Pesan Perdamaian Pelajar Surakarta (Bag. 2- Terakhir)

Aliansi Indonesia Damai- AIDA menggelar kampanye perdamaian di beberapa sekolah di Surakarta, Jawa Tengah, sejak akhir Agustus hingga awal September 2021. Kegiatan dikemas dalam bentuk Dialog Interaktif Virtual “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh.” Pekan lalu AIDA menyelenggarakan kegiatan daring ini di SMAN 8, SMAN 1, dan SMKN 3.

Dalam kegiatan itu, AIDA menghadirkan Tim Perdamaian yang terdiri dari unsur mantan pelaku terorisme dan korbannya. Mereka berbagi cerita dan pengalaman hidup di hadapan sekitar 50 siswa di setiap sekolah. Melalui kisah itu, AIDA berharap generasi muda mengambil pembelajaran (ibroh) dan ikut membangun perdamaian Indonesia.

Baca juga Pesan Perdamaian Pelajar Surakarta (Bag. 1)

Setelah mengikuti kegiatan, beberapa peserta menyampaikan kesan dan pesannya. Berikut pesan-pesan ketangguhan yang terangkum dari pendapat para peserta kegiatan.

Tidak menebar kebencian

Siswi SMAN 8 Surakarta mengatakan, pembelajaran dari kisah narasumber adalah pentingnya menghadapi cobaan dan tidak berputus asa. Musibah harus diterima dengan ikhlas. Dalam hematnya, setiap musibah yang datang hendaknya disikapi dengan cara-cara damai bukan dengan aksi kekerasan ataupun menebarkan kebencian.

Baca juga Hikmah dari Kehidupan Penyintas dan Pelaku Terorisme

“Jika kita menerima cobaan hidup, maka jalani dan ikhlaskan saja. Jangan menebar kebencian untuk menciptakan kedamaian,” ujarnya.

Hikmah dari musibah

Pada kegiatan di SMAN 1 Surakarta, seorang siswa mengatakan, kisah korban yang dihadirkan AIDA dalam kegiatan ini membuatnya yakin bahwa dari tiap musibah terdapat hikmah. Menurut siswa kelas XI IPA ini, musibah adalah jalan agar manusia lebih kuat lagi daripada sebelumnya.

Baca juga Siswa SMAN 8 Surakarta Belajar dari Penyintas Bom Bali

“Musibah memiliki jalannya sendiri agar manusia menjadi yang lebih kuat lagi, lebih baik lagi daripada sebelumnya,” ucapnya.

Selektif menerima ajakan

Peserta Dialog Interaktif di SMKN 3 Surakarta menyatakan, sangat penting bagi generasi muda untuk memilah-milah ajakan dari orang lain. Hal tersebut sebagai bentuk kehati-hatian agar tidak terjerumus pada hal-hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

“Kita harus memiliki filter dalam diri kita sendiri agar tidak mudah terpengaruh dan terjerumus pada hal yang tidak baik dan merugikan,” katanya.

Baca juga Dialog Siswa SMAN 4 Surakarta dengan Penyintas Bom Kuningan

Selain itu, ketangguhan penyintas aksi terorisme bangkit dari penderitaan dan bahkan menjadi duta perdamaian membuatnya sadar, bahwa seberapa berat hal yang terjadi dalam hidup, kita tidak boleh larut dalam kesedihan berkepanjangan.

“Tidak mengapa jika merasakan kesedihan. Namun jangan berlebihan dan berkepanjangan. Karena itu akan berpengaruh pada diri kita ke depannya dan juga orang-orang di sekitar kita juga,” tuturnya. [MSH]

Baca juga Ketangguhan Penyintas di Mata Siswa SMAN 2 Surakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *