04/07/2022

Psikologi Memaafkan (Bag. 3)

Aliansi Indonesia Damai- Memaafkan dapat berarti kita melepaskan masa lalu. Memberi maaf berarti kita melangkah ke masa depan daripada terjebak masalah hidup yang menghantam hubungan sosial kita di masa lalu. Beberapa ahli psikologi mengatakan, tidak ada yang seefektif memaafkan untuk menyembuhkan luka dalam diri akibat perilaku orang lain yang melukai perasaan.

Beberapa orang dapat memaafkan dengan cepat, sementara ada pula orang yang membutuhkan waktu untuk bisa melakukan hal yang sama. Tindakan memaafkan adalah salah satu bentuk kesadaran untuk melihat sesuatu tidak secara hitam putih, baik atau buruk. Kita mulai melihat sesuatu dengan rasa penerimaan yang utuh. Sederhananya berdamai dengan situasi yang terjadi.

Baca juga Psikologi Memaafkan (bag. 1)

Pada artikel ini kita akan membahas kunci dasar memaafkan sebagaimana disarankan oleh Robert Enright melalui bukunya berjudul 8 Keys To Forgiveness. Kunci pertama, dimulai dengan memahami pentingnya memaafkan. Menurut Robert memaafkan adalah tentang kebaikan, meluaskan belas kasihan kepada mereka yang telah menyakiti kita, bahkan jika mereka tidak layak menerimanya. Ini bukan tentang menormalkan perilaku orang yang menyinggung atau berpura-pura itu tidak terjadi, sebaliknya memaafkan dapat membantu kita meningkatkan harga diri dan memberi kita kekuatan batin.

Memaafkan dapat menyembuhkan dan memungkinkan kita untuk melanjutkan hidup dengan makna dan tujuan. Pengampunan itu penting, dan kita akan menjadi penerima manfaat utamanya, seperti mengurangi depresi, kecemasan, kemarahan yang tidak sehat, dan penyakit yang mengganggu kesejahteraan psikologis.

Baca juga Psikologi Memaafkan (bag. 2)

Kunci kedua, menjadi forgivingly fit dengan cara membuat komitmen untuk tidak menyakiti. Dengan kata lain, berusaha secara sadar untuk tidak membicarakan orang-orang yang telah menyakiti dan memandang rendah. Kita tidak harus mengatakan hal-hal baik tentangnya, tetapi bisa mencoba menahan diri untuk tidak menceritakan keburukannya, karena hal tersebut membantu kita menguatkan pikiran positif.

Sangat penting untuk menumbuhkan pola pikir menghargai kemanusiaan, sehingga lebih bisa mengabaikan perilaku buruk orang lain yang menyakiti. Pada momentum ini, kita akan menganggap yang terjadi sebagai ujian dari keyakinan agama atau filosofi humanis yang kita ketahui. Jika mampu mempraktikkan memaafkan dan belas kasihan kecil dalam kehidupan sehari-hari, hal itu mampu membantu kita menahan diri dari perilaku agresif. Terkadang kesombongan dan kecederungan melakukan tindakan agresif dapat melemahkan upaya kita untuk memaafkan.

Baca juga Fondasi dan Keutamaan Memaafkan (Bag.1)

Kunci ketiga yaitu mengatasi rasa sakit batin. Penting untuk memvalidasi rasa sakit yang kita rasakan. Tidak perlu disangkal, tetapi tidak setiap tindakan yang menyebabkan kita menderita layak direspons. Rasa sakit batin kita perlu diakui. Melakukan hal ini akan memberi Anda gambaran tentang siapa yang membutuhkan pemaafan dan menyediakan tempat untuk memulai.

Bentuk rasa sakit atau luka yang kita miliki bisa dalam berbagai bentuk seperti kecemasan, depresi, kemarahan yang tidak sehat, kurangnya kepercayaan pada orang lain, kebencian terhadap diri sendiri atau harga diri yang rendah, dan memandang sekeliling kita secara negatif.

Semua rasa sakit tersebut dapat diatasi dengan memaafkan. Semakin banyak luka yang kita rasakan, semakin penting untuk memaafkan, setidaknya untuk tujuan penyembuhan emosional atau berdamai dengan situasi. Momentum ini bisa melalui pendekatan tenaga profesional seperti psikolog ataupun psikiater. (bersambung)

Baca juga Fondasi dan Keutamaan Memaafkan (Bag. Terakhir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *