24/11/2022

Pelajar SMAN 1 Belo: Junjung Tinggi Perdamaian

Aliansi Indonesia Damai- Para pelajar SMAN 1 Belo, Bima, Nusa Tenggara Barat, menyerukan kepada generasi muda Indonesia untuk menjunjung tinggi perdamaian. Kehidupan masyarakat yang beragam harus diikuti kesadaran bersama akan pentingnya kerukunan, kebersamaan, dan kedamaian.

Seruan itu muncul dalam kegiatan safari perdamaian AIDA di Bima, NTB, awal November silam. Dalam kesempatan itu, AIDA menghadirkan kisah-kisah ketangguhan mantan pelaku terorisme dan korbannya.

Baca juga Safari Perdamaian SMAN 1 Woha Bima

Saat sesi diskusi, salah seorang siswa mengaku terkesan dengan jiwa besar para korban yang mampu bangkit dari berbagai masalah dan menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Bahkan sebagian korban telah memaafkan kesalahan para pelakunya. “Pembelajarannya adalah kita harus memaafkan orang yang bersalah agar hati kita bisa tenang, damai, dan aman,” ujarnya.

Keikhlasan tidak hanya mengobati luka batin maupun lahir, tetapi juga mampu menyelesaikan masalahnya. Pasalnya, dendam tidak akan menyelesaikan masalah, sebaliknya ikhlas justru membuat masalah terselesaikan. “Luar biasa, mereka tidak dendam kepada orang lain. Karena dendam itu tidak menyelesaikan masalah tetapi malah menambah masalah,” kata seorang siswi.

Baca juga Dari Penyintas Bom untuk Al-Husainy Bima

Menurut siswa lain, kekerasan biasanya terjadi karena rasa dendam dan pembalasan terhadap kekerasan yang lain, sehingga menimbulkan rantai kekerasan yang tak berujung. “Belajarlah dari para korban, saling memaafkan. Kalau kekerasan dibalas kekerasan maka konflik tidak akan pernah selesai pangkal ujungnya,” tuturnya.

Siswa lain mengaku kagum terhadap para korban. Kehidupan mereka mengingatkannya akan pentingnya syukur. “Banyak orang di sana yang kekurangan fisik, namun bersyukur dengan apa yang mereka miliki, dan menyadarkan saya agar lebih bersyukur atas apa yang sekarang saya miliki. Saya akan berusaha tidak mengeluh,” katanya.

Baca juga Motivasi Ketangguhan Siswa SMAN 1 Wawo

Sementara itu, siswa lain mengaku mendapatkan pencerahan mengenai jihad yang sesungguhnya. Jihad kerapkali disalahmaknai sebagai pertempuran fisik. Padahal jihad tidak sesederhana itu. Baginya, segala tindakan baik yang mengandung pengorbanan bagi orang lain, termasuk bagian dari jihad.

“Saya jadi mengetahui dan memahami apa itu jihad. Sehingga saya tidak salah paham dan melibatkan diri saya dengan para teroris dan kelompok kekerasan. Kegiatan ini membuat saya untuk terus menjunjung perdamaian, membuat saya memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi,” ujarnya tegas. [AH]

Baca juga Perdamaian Kunci Kebahagiaan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *