09/12/2022

Remaja Penggerak Perdamaian

Aliansi Indonesia Damai- “Saya sebenarnya sangat bangga kepada anak-anak muda dari AIDA ini karena mempunyai pemikiran cemerlang, mempunyai niat yang baik. Maka saya juga sangat berharap kepada anak- anakku semua untuk jadi promotor perdamaian di Indonesia, karena kita bisa bersekolah dengan aman dengan baik tanpa ada gangguan apa pun.”

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Bambang Agus Santoso, Kepala SMAN 7 Surabaya, dalam kegiatan kampanye perdamaian di kalangan pelajar yang  digelar AIDA beberapa waktu lalu di sekolah tersebut. Kegiatan bertemakan “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” itu diikuti sekitar 80-an siswa perwakilan dari pelbagai kelas dan jurusan.

Baca juga Menyemai Damai di SMAN 2 Bima

Dalam kesempatan tersebut, AIDA mengajak para peserta untuk belajar dari kisah korban terorisme dan mantan pelaku ekstremisme kekerasan yang telah berdamai satu sama lain. Ahmad Shiddiq, fasilitator kegiatan, menegaskan pentingnya belajar memaafkan dari korban dan menghindari paham kekerasan dari mantan pelaku terorisme.

Dalam hemat Shidiq, apa yang dilakukan oleh dua pihak tersebut merupakan potret ketangguhan yang  harus diteladani. “Generasi tangguh adalah generasi yang kuat, generasi yang tidak mudah menyerah dengan kondisi saat ini,” ujarnya.

Baca juga Pelajar SMAN 1 Belo: Junjung Tinggi Perdamaian

Selama acara berlangsung, para peserta mendengarkan kisah-kisah inspiratif dari penyintas dan mantan pelaku kekerasan. Salah satunya adalah kisah Sudirman, penyintas Bom Kuningan 2004. Ia sukses melewati masa sulit dengan penuh perjuangan. Saat ini ia telah memaafkan pelaku yang menyebabkannya menjadi seorang difabel.

Baginya, para pelaku terorisme hanya orang-orang yang khilaf dan keliru dalam memahami agama. Marah dan dendam tak mengembalikan apa pun darinya. Sudirman memilih melanjutkan hidup agar tercipta perdamaian. “Perdamaian bukan tanggung jawab pelaku, bukan tanggung jawab korban, tapi tanggung jawab kita semua,” tuturnya.

Baca juga Safari Perdamaian SMAN 1 Woha Bima

Kisah lain yang tidak kalah inspiratif adalah cerita mantan pelaku terorisme, Mukhtar Khairi. Perjalanan hidupnya di dunia kekerasan cukup panjang sampai akhirnya dihukum penjara karena kasus pelatihan militer. Perlahan ia mulai berubah menuju jalan yang benar, salah satu faktornya adalah korban.“Pertemuan saya dengan para penyintas membuat saya sadar. Bukan hanya saya, ikhwan-ikhwan teman saya menangis setelah mendengar keluh kesah dan duka para korban tersebut,” ujarnya tulus. [FKR]

Baca juga Dari Penyintas Bom untuk Al-Husainy Bima

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *