Menyemai Damai di SMAN 2 Bima
Aliansi Indonesia Damai- Sejumlah siswa SMAN 2 Bima membagikan pesan-pesan ketangguhan dan kebaikan usai mengikuti kegiatan “Diskusi Interaktif: Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” yang digelar AIDA di Bima, awal November silam.
Pelajaran yang dipetik siswa bukan hanya dari materi diskusi, namun juga kepekaan empati yang terasah dari kisah-kisah korban terorisme dan mantan pelaku ekstremisme kekerasan. Salah seorang peserta mengungkapkan perasaannya bisa mengikuti acara tersebut.
Baca juga Pelajar SMAN 1 Belo: Junjung Tinggi Perdamaian
“Senang dan kegiatannya asyik sekali. Di sini kita diajarkan untuk tidak boleh saling mendendam, karena dendam tidak akan membuat hidup kita tenang. Belajar dari kehidupan para korban, dendam tidak pernah menyelesaikan masalah,” ujar salah seorang siswa.
Pada kesempatan itu, tim AIDA menghadirkan kisah-kisah ketangguhan para korban terorisme dan mantan pelakunya yang telah insaf. Kehidupan para korban penuh lika-liku. Sebagian korban mengalami cedera fisik dan trauma psikis, sementara yang lain harus menerima kenyataan bahwa orang terdekatnya meninggal dunia. Walaupun demikian, tidak sedikit para korban yang mampu bangkit dan menerima segala kenyataan yang ada. “Kuncinya dapat saling memaafkan dan rendah hati,” kata seorang siswi.
Baca juga Safari Perdamaian SMAN 1 Woha Bima
Para pelakunya melakukan aksi-aksi kekerasan salah satunya dipicu karena salah memahami makna jihad. Menurut seorang siswa, jihad tidak selalu berupa peperangan. Peperangan dilakukan bila umat terancam dan meniscayakan adanya perlawanan. Baginya jihad bermakna luas, yaitu segala kegiatan yang berdampak positif bagi orang lain. “Kita tidak boleh songong, dan harus lebih bisa mendalami ajaran Islam dengan baik,” katanya.
Kisah-kisah yang disampaikan mantan pelaku dinilai bisa menjadi bekal bagi generasi muda untuk lebih berhati-hati mengikuti kelompok tertentu. “Kita harus belajar mengetahui perbuatan yang salah agar tidak merugikan orang lain. Berpikir panjang dalam mengambil keputusan. Jangan semana-mena dengan orang lain. Semua orang pernah melakukan kesalahan. Berpikir dahulu sebelum bertindak sehingga tidak ada rasa penyesalan di akhir,” ujar seorang siswi.
Baca juga Dari Penyintas Bom untuk Al-Husainy Bima
Peserta yang lain mengaku mendapatkan pembelajaran tentang nilai-nilai kemanusiaan universal. “Pola pikir saya tergerak tentang rasa kemanusiaan dan moralitas bahwa masih ada banyak manusia yang ujiannya lebih berat dari kita, namun tetap tabah dan bersyukur. Saya meyakini bahwa sesama manusia wajib saling memaafkan dan menerima segala ujian dengan tabah,” kata seorang siswi memungkasi. [AH]
Baca juga Motivasi Ketangguhan Siswa SMAN 1 Wawo