Siswa SMAN 20 Surabaya Bicara Perdamaian
Aliansi Indonesia Damai- Cerah pagi berpadu dengan riuh obrolan para siswa di satu sudut ruangan SMAN 20 Surabaya, awal Februari 2023 lalu. Mereka bertukar pikiran mengenai kiat-kiat menjaga perdamaian dalam kegiatan “Diskusi Interaktif: Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh”.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh AIDA, diikuti oleh 80 siswa-siswi SMAN 20 Surabaya dari lintas kelas dan organisasi siswa.
Sebelum diskusi tersebut, para peserta menyimak kisah-kisah ketangguhan dari korban serangan teror bom serta mantan anggota kelompok teroris yang telah insaf. Korban menginspirasi peserta agar terus bersemangat menjalani kehidupan dengan pelbagai tantangannya. Kendati fisik mereka hancur hingga disabilitas seumur hidup akibat aksi teror, mereka tidak berputus asa.
Nilai ketangguhan juga muncul dari pengalaman mantan pelaku terorisme. Mereka memang pernah menempuh jalan yang salah dan penuh dosa. Akan tetapi mereka mampu menyadari gelimang kesalahan serta aksi kriminal yang mereka lakukan di masa lalu, kemudian mencoba memperbaiki kesalahan tersebut.
Tiba waktunya berdiskusi, para siswa melakukan brain storming, saling menuangkan gagasan dan pendapat bagaimana dan apa yang bisa dilakukan oleh pelajar agar apa yang telah dialami korban dan mantan pelaku tidak terjadi lagi. Mereka terbagi ke dalam beberapa kelompok dan masing-masing diberi waktu untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
Dalam forum diskusi, seorang siswi mengingatkan teman-teman sebayanya untuk selalu waspada akan ajakan atau ajaran dari berbagai pihak yang tidak bisa dikonfirmasi pertanggungjawabannya. Khususnya ajakan yang mengarah ke aksi kekerasan dan melanggar hukum, seperti terorisme. Dalam hematnya, kesaksian para korban sudah sangat cukup untuk menjadi pelajaran bagi masyarakat agar tidak mendekati paham terorisme.
Musababnya, ia melanjutkan, dampak dari aksi teror betul-betul menimbulkan kerugian yang banyak. Selain dampak fisik dan psikis bagi orang yang menjadi korban, terorisme merusak perdamaian dan tatanan kehidupan manusia.
“Dampak sosial, tadi kita melihat ada pem-bully-an kepada anaknya korban. Karena orang tuanya cacat terkena ledakan bom, anaknya justru di-bully. Ada juga dampak perekonomian (bagi negara-red),” ujarnya.
Dari itu, siswi berkerudung tersebut mendorong rekan-rekannya sesama kaum pelajar untuk tidak tinggal diam dalam menggelorakan perdamaian. Ia mengajak para peserta untuk meningkatkan kepekaan sosial terhadap sesama manusia, khususnya sesama bangsa Indonesia.
“Kita harus menjadi insan damai dan saling menghargai antarsesama. Jangan seenaknya memperlakukan orang dengan semena-mena! Kita juga jangan seenaknya menghakimi! Jangan semena-mena melakukan perbuatan yang justru merugikan orang lain, karena setiap perbuatan pasti akan ada timbal baliknya!” katanya. [FAH-MLM]