Siswa SMAN 2 Bogor: Jangan Puas dengan Satu Sudut Pandang
Aliansi Indonesia Damai- Medio November 2023 lalu AIDA menyelenggarakan safari perdamaian di SMAN 2 Bogor, Jawa Barat. Kegiatan dikemas dalam bentuk “Dialog Interaktif: Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh”. Tidak kurang 53 siswa dari berbagai kelas dan organisasi siswa di sekolah tersebut hadir sebagai peserta aktif.
AIDA berikhtiar membekali para peserta dengan wawasan cinta damai di tengah maraknya kasus-kasus kekerasan, termasuk yang dilakukan oleh kelompok ekstrem. Dalam kegiatan ini, AIDA menghadirkan kisah-kisah korban aksi terorisme dan mantan pelaku terorisme yang sudah bertobat. Dari korban, AIDA menghadirkan Denny Mahieu, seorang penyintas Bom Thamrin 2016, dan Bahruddin alias Amir sebagai mantan narapidana terorisme.
Baca juga Kepsek SMAN 2 Bogor: Nilai Perdamaian Perlu Ditanamkan sejak Dini
Deni berhasil bangkit dari keterpurukan akibat musibah yang menimpanya dan berdamai dengan keadaan. Sementara Bahrudin menunjukkan ketangguhan dengan pertobatannya dari jalan ekstremisme kekerasan. Keduanya kini bahu-membahu mengampanyekan perdamaian dan semangat ketangguhan kepada khalayak luas demi kemaslahatan bersama.
Usai paparan, peserta diberikan kesempatan untuk berdialog kepada keduanya. Seorang siswa bertanya kepada Denny terkait dampak yang dirasakannya akibat serangan bom. “Apakah kejadian itu membuat trauma dan bagaimana caranya melawan rasa trauma tersebut? sehingga menjadi pembelajaran kita semua di sini.”
Baca juga Makna Ketangguhan Menurut Pelajar SMAN 28 Jakarta
Denny mengakui bahwa sebagai manusia trauma pasti ada, tetapi ia harus bisa melawan trauma tersebut karena tuntutan pekerjaan yang mewajibkan dirinya melewati lokasi kejadian. “Selain itu, saya kena bom kemungkinan itu takdir Tuhan. Bahkan saya bilang alhamdulillah, karena dalam hidup ini setiap detik selalu berbuat baik, sehingga kalau dapat musibah pun kita dapat dampak yang terbaik juga,” ujarnya.
Salah seorang peserta lain menyampaikan pembelajaran yang ia dapatkan setelah mendengarkan kisah narasumber. Belajar dari kisah Bahruddin, siswa kelas XII tersebut menegaskan bahwa generasi remaja harus harus berpikir kritis dan tidak serta merta percaya terhadap setiap informasi yang beredar.
Baca juga Menepis Kekerasan di Madrasah
“Kita harus ulik lagi dan terkait penyesalan (dirasakan Bahruddin), jangan terlalu larut, ambil saja hikmah dan evaluasinya. Jangan terlalu melihat ke belakang. Intinya di masa depan kita harus lebih baik lagi,” katanya.
Siswa lain mengamini pernyataan tersebut. Siswa kelas XI itu mengatakan bahwa generasi pelajar harus pintar memilih sumber ilmu atau informasi, baik bacaan, guru dan hal lainnya. Bahkan menurut dia, jika sudah memiliki ilmu setidaknya jangan berpuas diri. Harus punya keinginan untuk terus belajar. “Jangan puas hanya dari satu sudut pandang,” ujarnya.
Sementara dari Denny ia mendapatkan pelajaran bahwa cobaan hidup atau musibah akan selalu hadir dalam hidup kita. Maka penting untuk menanamkan sikap ikhlas. [MSH]
Baca juga Generasi Tangguh SMK Islamiyah Ciputat