04/12/2024

Menyemai Empati untuk Mengekalkan Perdamaian

Empati merupakan salah satu unsur penting dalam membangun perdamaian dan harmoni di masyarakat. Kemampuan memahami pengalaman dan perasaan orang lain tidak hanya meningkatkan hubungan interpersonal, tetapi sangat penting sebagai langkah pencegahan konflik sekaligus mengekalkan perdamaian.

Aliansi Indonesia Damai (AIDA) menjadikan empati sebagai komponen penting dalam aktivitas kampanye perdamaian yang melibatkan korban terorisme dan mantan pelaku terorisme yang telah insaf. Kisah korban terorisme dan mantan pelaku terorisme menjadi pemantik empati generasi muda untuk membangun masyarakat yang inklusif dan toleran. Hal ini bukan isapan jempol semata, tidak jarang dari kegiatan AIDA, para pelajar menyampaikan rasa empatinya setelah mendengarkan kisah korban dan mantan pelaku terorisme yang telah insaf.

Baca juga Argumentasi Agama Perdamaian

“Saya ikut merasa sedih, merasakan empati. Karena saya juga membayangkan kalau keluarga saya yang menjadi korban ataupun teman dekat saya menjadi korban bom,” tutur siswa SMA Al Falah Surabaya usai mengikuti kegiatan AIDA “Diskusi Interaktif: Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” beberapa waktu lalu.

Urgensi Pendidikan Empati

Sebuah penelitian yang diterbitkan di International Journal of Intercultural Relations (2023), menyelidiki pengalaman remaja migran di Melbourne, Australia dan Toronto, Amerika Serikat. Penelitian yang berjudul Empathy Across Difference: Migrant Youth and Transcultural Capital menemukan bahwa interaksi lintas budaya membantu remaja membangun kemampuan memahami pandangan orang lain. Jurnal yang ditulis Arias Cubas dan kawan-kawan itu menjelaskan interaksi lintas kultural memungkinkan individu untuk menerima keberagaman dan mengelola perbedaan secara damai, yang pada akhirnya mendukung perdamaian dalam masyarakat beragam.

Penelitian Arias dan kawan-kawannya meyakinkan kita bahwa empati sebagai jembatan untuk memahami sudut pandang orang lain, sehingga pendidikan empati sangat penting untuk diterapkan. Bahkan, UNESCO menyebut empati layak diakselerasi melalui pendidikan formal bagi generasi muda sebagai bagian pendidikan moral.

Laporan program UNESCO ‘Learning for Empathy: Moral Education in Practice’ menunjukkan, empati dalam pendidikan moral dapat diterapkan melalui pembicaraan tentang hal-hal yang sensitif seperti hak asasi manusia dan keadilan sosial. Hasil yang muncul dari program pengajaran empati yaitu peserta didik diajarkan untuk melihat dunia dari sudut pandang orang lain sehingga dapat meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan dan toleransi. Program ini menunjukkan bahwa sekolah tidak hanya bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan akademik, tetapi juga untuk membangun sifat yang mendukung keamanan dan kerukunan sosial.

Baca juga Pentingnya Membudayakan Perdamaian Sejak dalam Pikiran

Bahkan, menurut analisis American Psychological Association (APA) tahun 2023, empati sering dianggap sebagai keterampilan yang dapat dipelajari dan dikembangkan dalam psikologi melalui peran lingkungan seperti pola asuh, pendidikan, dan interaksi sosial. Laporan APA yang berjudul Empathy and Conflict Resolution: A Meta-Analytic Review itu menunjukkan, bahwa empati mendorong perilaku prososial seperti membantu orang lain, mengurangi konflik sekaligus menunjukkan bahwa pengembangan empati di kalangan masyarakat bukan hanya urusan individu tetapi tanggung jawab kolektif masyarakat.

Empati untuk Menyemai Bibit Perdamaian

Empati sering kali menjadi inti dari kampanye perdamaian yang dilakukan AIDA, termasuk mengurangi pemahaman ekstrem para mantan jaringan kelompok prokekerasan. Korban terorisme berbagi ceritanya kepada pelaku kekerasan adalah salah satu metode yang dilakukan AIDA. Ketika kita mendengarkan langsung dari orang yang mengalami pengalaman traumatis, ceritanya lebih mampu menyentuh hati dan membuat hubungan emosional yang mendalam, sehingga kita terserap untuk memahami kompleksitas situasi. Metode ini telah terbukti efektif dalam mengusik pemikiran prokekerasan mantan pelaku kekerasan dan mendorong terjadinya dialog positif di antara korban terorisme dan mantan pelaku terorisme.Empati penting untuk perdamaian tidak hanya dalam hubungan interpersonal, tetapi juga dalam struktur sosial yang lebih luas. Generasi muda yang memiliki sikap empatis lebih mungkin mampu menangkal narasi yang memecah belah, bahkan berperan aktif mencegah ketidakadilan dan potensi konflik sosial.

Empati dapat ditanamkan sebagai nilai penting dalam kehidupan generasi muda melalui pendidikan, kampanye perdamaian yang berbasis kisah, dan interaksi lintas budaya. Dengan mendorong empati, kita tidak hanya membantu individu menjadi lebih peduli, tetapi juga membangun pondasi mengekalkan perdamaian di mana pun.

Baca juga Memaafkan, Melampaui Derita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *