Home Pilihan Redaksi Pahlawan untuk Perdamaian
Pilihan Redaksi - Tajuk - 18 hours ago

Pahlawan untuk Perdamaian

Indonesia selalu memeringati hari Pahlawan setiap tanggal 10 November. Diinspirasi oleh semangat melawan tentara sekutu di Surabaya pada November tahun 1945, dimana para pemuda, santri, kyai, tentara, perempuan, tua dan muda bahu membahu mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, kepahlawan mempunyai nilai yang sangat mulia dan strategis untuk pembangunan perdamaian di negeri kepulauan ini.

Pertama, kepahlawan mengandung nilai bawaan yakni perlunya persatuan untuk bisa merdeka dari penjajahan. Persatuan telah dirumuskan sebagai satu bahasa, bangsa dan tanah air Indonesia. Demikian halnya dalam mengisi kemerdekaan, merawat dan menjaga perdamaian, maka diperlukan persatuan dan kerjasama seluruh anak bangsa. Dengan damai, pemerintahan dapat berjalan baik, masyarakat bisa bekerja dan hidup tentram.

Kedua, para pahlawan dengan segala kelebihan dan kekurangan mereka, merupakan teladan untuk kita dan generasi yang akan datang. Mereka memberikan contoh nyata tentang perjuangan dan pengorbanan bagi masyarakat, bangsa dan negara. Mereka layak diberikan kredit dan penghargaan oleh negara atas jasa-jasa mereka, yang sebenarnya mereka tidak bercita-cita untuk menjadi pahlawan. Mereka sejatinya merupakan pejuang perdamaian, termasuk orang tua dan guru-guru kita.

Baca juga Merdeka dari Aksi Kekerasan

Ketiga, pahlawan adalah inspirasi tentang perjuangan tanpa pamrih. Mereka menghabiskan waktunya untuk kebaikan umat dan bangsa. Ada pahlawan yang menghabiskan waktu mereka dengan menimba ilmu, mendirikan lembaga pendidikan seperti pondok pesantren. Ada juga sosok pahlawan yang menjadi pejuang demokrasi, pembela kaum minoritas dan pelopor perdamaian di masyarakat. Sehingga sangat mudah ditemukan pahlawan yang rela mengorbankan nyawa mereka untuk tanah air, demi keadilan dan hak-hak masyarakat. Mereka mengajarkan nilai bahwa perdamaian hanya bisa terjaga dalam kehidupan masyarakat yang cerdas, adil dan setara di antara umat manusia. 

Keempat, jiwa dan semangat kepahlawanan bisa lahir dari berbagai kisah perjuangan, pengorbanan dan penderitaan, termasuk dari para pegiat perdamaian, khususnya orang-orang yang melawan kekerasan dengan tanpa kekerasan. Para penyintas aksi terorisme dan mantan pelaku kekerasan ekstrem bisa kita kategorikan sebagai pahlawan karena semangat dan jiwa mereka dalam menyuarakan perdamaian, terbebasnya anak-anak bangsa dari segala bentuk kekerasan.

Dari korban kita bisa memetik nilai kepahlawanan, yakni kehendak untuk memaafkan sesama anak bangsa, tidak menyimpan dendam, dan berpikir untuk maju bersama-sama mantan pelaku yang pernah menghancurkan hidup mereka. Sementara dari mantan pelaku kekerasan, mereka membawa nilai tentang pentingnya anak bangsa mengoreksi dan memperbaiki segala bentuk pemahaman dan keyakinan yang salah serta menyimpang. Mereka berani mengambil risiko menuai hujatan, celaan dan ancaman fisik dari orang-orang yang masih berada dalam jalan kekerasan.

Indonesia memerlukan sosok-sosok pahlawan dari anak-anak bangsa di berbagai lini kehidupan, di seluruh pelosok tanah air dan dari berbagai lapisan soisal. Jadilah pahlawan untuk perdamaian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *