27/07/2023

Pelajar SMAN 1 Bulu Belajar Ketangguhan dari Penyintas

Aliansi Indonesia Damai- Pengalaman hidup penyintas terorisme melahirkan empati sekaligus menggerakkan hati generasi pelajar di SMAN 1 Bulu, Sukoharjo, Jawa Tengah. Siswa-siswi di sekolah tersebut mengaku semakin bersemangat untuk merawat kedamaian lantaran terinspirasi kisah korban aksi teror bom. Momen itu terjadi saat kegiatan Diskusi Interaktif: Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh berlangsung di sekolah tersebut Mei lalu.

Dalam kegiatan yang diselenggarakan AIDA dan didukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut, peserta menyimak penuturan kisah korban dan mantan pelaku terorisme. Meskipun pernah mendapati musibah yang sangat berat, sebagian penyintas mampu bangkit, mengentaskan diri keluar dari kondisi keterpurukan. Ketangguhan mereka bahkan tak hanya sebatas itu. Mereka memaafkan kesalahan para pelaku terorisme yang telah menimpakan penderitaan. Para penyintas menanamkan semangat perdamaian dalam jiwa mereka sehingga bisa melampaui kepedihan masa lalu serta menjalani kehidupan pascatragedi dengan baik.

Baca juga Kepala SMAN 1 Bulu Sukoharjo: Berhati-Hatilah Belajar Agama

Kisah mantan pelaku terorisme turut menginspirasi para siswa untuk berjiwa tangguh. Perjalanan hidup mereka mengandung pelajaran bagi generasi muda untuk menguatkan pemikiran kritis sehingga tidak mudah terpengaruh paham atau ajaran kekerasan.

Setelah menyimak kisah penyintas dan mantan pelaku terorisme, para siswa peserta Diskusi Interaktif pun menuangkan gagasan. Salah seorang siswa mengatakan, kisah para penyintas mengingatkannya akan prinsip hidup yang sangat berarti. “Mempunyai pintu maaf sebesar mungkin dan selalu tabah dalam menghadapi suatu masalah,” ucapnya.

Baca juga Kepala SMAN 1 Bulu Sukoharjo: Kita Ingin Perdamaian

Sementara siswa lain mengakui bahwa pengalaman penyintas tidak hanya memberikan pengetahuan baru tentang terorisme, tetapi juga memberikan kesadaran akan pentingnya hidup rukun dan tidak menjadi pribadi yang pendendam.

“Saya lebih mengerti tentang damai. Jika kekerasan dibalas dengan kekerasan, tidak akan selesai. Maka itu, saya bisa menjadi orang yang tidak pendendam dan mencoba mengikhlaskan,” katanya.

Baca juga Mencetak Pejuang Damai di SMA Al-Muayyad Surakarta

Pembelajaran ketangguhan berikutnya juga disampaikan oleh seorang siswa lainnya. Menurutnya, cerita penyintas dan mantan pelaku memberikan pemahaman tentang kejadian kelam di masa lampau, sehingga generasi masa kini perlu kesadaran untuk memilih hal-hal yang baik sekaligus menghindari yang buruk. Menurutnya, pemuda seusianya penting untuk menelaah lingkungan dan pertemanan. “Berhati-hati terhadap pergaulan dan pentingnya pertobatan,” tuturnya.

Sedangkan peserta lain mengatakan, setelah mengikuti kegiatan AIDA, ia memedulikan betapa perlunya menjaga kedamaian untuk generasi muda, serta mempunyai sifat yang membawa perdamaian. “Dengan mengikuti kegiatan ini dapat memotivasi generasi muda untuk terhindar dari pengaruh terorisme dan menjadi lebih paham pentingnya sikap saling menghargai,” kata dia. [CNS]

Baca juga Perundungan Bisa Memicu Radikalisme

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *