Pelatihan Pembangunan Perdamaian di Kalangan Mahasiswa yang diselenggarakan Aliansi Indonesia Damai (AIDA)
Home Berita Aktivis Mahasiswa Siap Suarakan Perdamaian
Berita - 11/12/2018

Aktivis Mahasiswa Siap Suarakan Perdamaian

ALIANSI INDONESIA DAMAI – Puluhan aktivis mahasiswa dari berbagai kampus se-Jabodetabek berkomitmen untuk menyuarakan perdamaian bagi Indonesia. Komitmen itu tampak saat  mereka mengikuti Pelatihan Pembangunan Perdamaian di Kalangan Mahasiswa yang diselenggarakan Aliansi Indonesia Damai (AIDA), di Kota Bogor, Rabu-Kamis, (5-6/12/2018).

Pelatihan itu menghadirkan Guru Besar UIN Jakarta, Prof. Dr. Azyumardi Azra CBE sebagai keynote speaker. Narasumber lain dalam pelatihan di antaranya adalah pakar terorisme dari Universitas Indonesia, Solahudin, serta sejumlah korban dan mantan pelaku terorisme.

AIDA menghadirkan Sarbini (korban Bom Kuningan 2004), Samsudin Sipayung (korban Bom Kuningan 2004), dan Hairil Islami (korban Bom Thamrin 2016) untuk berbagi pengalaman kepada para mahasiswa peserta pelatihan. Dari pihak mantan pelaku, AIDA mengundang Kurnia Widodo, seorang mantan narapidana kasus terorisme yang telah bertobat.

Pada sesi Silaturahmi Dengan Korban Terorisme, Hairil dan Samsudin secara bergantian berkisah tentang dampak aksi teror yang menyisakan luka dan trauma dalam kehidupan mereka. Hairil mengaku senang dapat berbagi pengalaman kepada mahasiswa tentang kejadian Bom Thamrin pada 14 Januari 2016 yang menimpanya. Sebabnya, saat kejadian dia masih berstatus mahasiswa seperti halnya para peserta pelatihan. Hairil berharap aksi teror tidak akan terjadi lagi di mana pun sehingga tidak muncul lagi korban-korban seperti dirinya.

Secara terpisah Sarbini dan Kurnia berbicara di hadapan peserta pelatihan dalam sesi Belajar dari Rekonsiliasi Korban dan Mantan Pelaku. Kurnia sebagai seorang mantan anggota kelompok teroris menceritakan sepak terjangnya sebelum bertobat. Dia mengatakan salah satu hal yang membuatnya berubah adalah pertemuannya dengan korban terorisme. Sarbini yang terluka di bagian kepala hingga harus menerima puluhan jahitan mengaku tak menyimpan dendam kepada mantan pelaku. Dia memilih memaafkan.

Pelatihan Pembangunan Perdamaian di Kalangan Mahasiswa yang diselenggarakan Aliansi Indonesia Damai (AIDA)
Pelatihan Pembangunan Perdamaian di Kalangan Mahasiswa yang diselenggarakan Aliansi Indonesia Damai (AIDA) di Bogor, 5-6 Desember 2018. Photo: Dok. AIDA

Sejumlah peserta menyampaikan tanggapan setelah mengikuti pelatihan.

“Melalui kegiatan ini saya bisa memperoleh pengalaman dan pemahaman baru tentang pentingnya perdamaian Indonesia. Kisah mantan pelaku terorisme yang meminta maaf kepada korbannya dan menyesali apa yang telah diperbuat di masa lalu menjadi inspirasi untuk berubah menjadi lebih baik. Begitu pula para korban terorisme yang ikhlas memaafkan mantan pelaku terorisme mengajari kita tentang pentingnya sikap lapang dada. Semoga damai itu benar-benar hadir bagi kita, bangsa Indonesia,” kata mahasiswa Universitas Negeri Jakarta usai pelatihan.

Seorang aktivis mahasiswi Universitas Yarsi mengaku senang bisa memperoleh kesempatan mengikuti pelatihan ini. Menurutnya, pelatihan ini memberi banyak pengetahuan baru tentang perdamaian bagi dirinya. Ia juga mengaku bisa membangun jaringan di antara mahasiswa-mahasiswa lain untuk menjadi duta perdamaian di kampus masing-masing.

“Terima kasih AIDA dan teman-teman semua. Senang sekali bisa ikut pelatihan ini karena bisa memperkokoh pengetahuan saya tentang perdamaian. Senang juga bisa kenal kalian semua calon duta perdamaian di kampus masing-masing,” kata mahasiswi berkacama mata itu.

Tak ketinggalan, seorang mahasiswa Universitas Ibnu Chaldun juga mengungkapkan rasa bahagianya bisa terlibat dalam kegiatan AIDA. Ia merasa beruntung karena tidak semua mahasiswa berkesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan itu. “Terima Kasih AIDA bisa kasih pengalaman baru, beruntung sekali saya bisa mengikuti kegiatan ini,” ujarnya.

Pelatihan Pembangunan Perdamaian di Kalangan Mahasiswa diikuti oleh aktivis mahasiswa yang terdiri dari enam kampus, yakni Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Yarsi, Universitas Islam Jakarta, Universitas Al Azhar Indonesia, Universitas As-Syafi’iyah, dan Universitas Ibnu Chaldun. [AH]