Merayakan Syawal sebagai Bulan Perdamaian
Bulan Syawal 1446 H telah tiba. Setelah berpuasa 30 hari, umat Islam di seluruh dunia kembali merayakan Hari Raya Idul Fitri tahun 2025. Hari-hari bahagia pun menyelimuti kaum muslimin, tak terkecuali kita di Indonesia. Hari lebaran ini disebut-sebut sebagai hari kemenangan, kembali ke fitrah. Bulan Syawal pun menjadi bulan silaturahmi.
Disebut sebagai hari kemenangan, karena kita memenangkan kendali nafsu atas diri kita selama sebulan penuh. Menahan lapar, haus dan berbagai perbuatan buruk dan tercela lainnya adalah kemenangan moril atas diri kita sendiri. Kemampuan menahan diri tersebut harus menjadi modal kita untuk menahan diri dari rasa tamak, sombong, iri hati, dengki, dan serakah.
Baca juga Puasa; Kedamaian Diri untuk Perdamaian Bumi
Sombong dan serakah misalnya, tidak saja buruk untuk diri sendiri, melainkan juga sangat berbahaya bagi bangsa ini. Betapa banyak kekerasan terjadi karena rasa sombong dan superior yang ekstrem atas orang dan kelompok lain. Negara mengalami kerugian hingga ribuan triliun karena sifat serakah yang terstruktur dan sistematis dari segelintir orang. Sifat serakah “kolektif” tersebut telah melambatkan pertumbuhan ekonomi, menurunkan investasi, menciptakan ketimpangan pendapatan dan mendorong sebagian masyarakat ke jurang kemiskinan.
Bulan Syawal juga dapat menjadi momentum kita untuk menciptakan suasana lingkungan yang rendah hati, saling pengertian, dan tertib moral, agar terjaga “fitrah” kita sebagai masyarakat yang majemuk dan toleran dengan cita-cita negara bangsa yang begitu agung. Pada momen ini, silaturahmi dari rumah ke rumah, ke sanak keluarga, ke rekan kerja, mudik massal, halal bi halal hingga open house di seluruh daerah adalah karunia Tuhan terhebat yang bisa kita manfaatkan saat ini.
Baca juga Berkhidmat untuk Perdamaian
Silaturahmi akan mendamaikan hati yang terluka, mengobati perasaan yang rindu, meningkatkan hubungan antarsesama. Berbagai potensi konflik dengan kekerasan dapat dicegah dan diatasi dengan silaturahmi, yang dalam istilah lain disebut silaturahim, yang berarti menjalin kasih sayang.
Hari kemenangan dan silaturahmi di bulan Syawal ini merupakan momentum kita sebagai bangsa untuk merawat perdamaian dan mencegah diri dari berbagai tindakan yang merugikan masyarakat, bangsa, dan negara.