Pemuda Windan Ajak Masyarakat Jauhi Kekerasan
Aliansi Indonesia Damai – Kampanye perdamaian bertema Diskusi dan Bedah Film Tangguh yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al Muayyad, Windan, Sukoharjo, Sabtu (30/11), dihadiri oleh pemuda dari kalangan santri dan mahasiswa. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Pelatihan Pembangunan Perdamaian di kalangan Tokoh Agama yang diselenggarakan Aliansi Indonesia Damai (AIDA) beberapa bulan sebelumnya.
Kegiatan diawali pemutaran film Tangguh yang berdurasi lebih kurang 30 menit. Film ini merupakan karya dokumenter yang menceritakan kisah korban dan mantan pelaku terorisme. Setelah pemutaran film, dilanjutkan dengan diskusi terbuka dan dipandu fasilitator yang merupakan alumni Pelatihan Pembangunan Perdamaian AIDA.
Baca juga ”Paham Kekerasan Harus Kita Tolak”
Fasilitator mengajak peserta diskusi untuk meresapi pembelajaran dari film tersebut. Dari kisah korban, fasilitator menekankan betapa aksi terorisme itu memberikan dampak yang buruk bagi para korban. ”Dari kisah korban tadi, kita bisa lihat bagaimana korban harus kehilangan anggota tubuhnya, ada yang sampai terbakar tubuhnya, kemudian ada juga yang harus kehilangan suami dan orangtua,” katanya.
Sementara dari kisah mantan pelaku, fasilitator mengingatkan peserta agar berhati-hati dalam menjalin pertemanan. Sebab, mantan pelaku yang ada di film Tangguh menyatakan bahwa faktor pertemanan lah yang menjerumuskan mereka ke dalam jalan kekerasan.
Baca juga Geliat Perdamaian dari Pesantren Al-Mukmin Sragen
”Sebenarnya banyak sekali yang memengaruhi terjadinya terorisme. Seperti tadi sudah dikatakan, (salah satunya) pelaku terseret karena faktor pertemanan. Dari situ dapat kita ambil pelajaran. Boleh bergaul dengan siapa saja. Tetapi kita harus pandai memilah mana yang baik dan mana yang buruk,” ungkapnya.

Fasilitator menambahkan, kekerasan dalam bentuk apapun tidak dapat dibenarkan dalam agama. Para pelaku aksi terorisme itu dianggap gagal meneladan karakter Nabi Muhammad SAW yang cinta damai. ”Mereka (pelaku teror) percaya Rasulullah itu sebagai tokoh teladan, tetapi mengapa mereka tidak mengambil ibroh dari perjalanan hidup Rasul?” ujar fasilitator itu bertanya.
Salah satu peserta menyampaikan apresiasinya kepada AIDA karena sudah menghadirkan film tersebut di Pesantren Al Muayyad, Windan. Kesaksian mantan pelaku meyakinkannya bahwa siapapun bisa terjerumus ke dalam aksi terorisme, bahkan sejak usia muda. Ia mengajak hadirin untuk berhati-hati dan tidak mudah terpengaruh. [FAH]
Baca juga Alim Ulama Sukoharjo Ajak Masyarakat Cintai Perdamaian
2 Comments