Muslim Milenial dalam Pembangunan Perdamaian
Aliansi Indonesia Damai – Indonesia diprediksi akan menuai bonus demografi pada rentang waktu tahun 2030-2040. Jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) akan lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun). Situasi demikian akan memunculkan tantangan bagi generasi milenial untuk ikut aktif dalam upaya-upaya pembangunan perdamaian.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif AIDA, Riri Khariroh, dalam sambutannya saat membuka pengajian daring bertajuk “Generasi Milenial dan Pembangunan Perdamaian” pada Sabtu (5/12/2020). “Jadi untuk menciptakan negara yang damai, adil, dan makmur, bukan hanya tugas pemerintah, tapi tugas kita semua, terutama generasi muda yang nantinya menjadi pemimpin masa depan di negeri ini,” ujar Riri kepada para peserta yang didominasi oleh generasi milenial Padang.
Baca juga Dialog Mahasiswa UMMI Sukabumi dengan Penyintas Bom
Lebih jauh Riri mengimbau agar generasi muda lebih waspada terhadap banyaknya propaganda ekstremisme dan ajakan untuk melakukan aksi-aksi kekerasan yang kian marak di masa sekarang. Paham ini bukan hanya akan merugikan dari aspek material namun juga aspek-aspek fundamental, yaitu mencabik-cabik rasa persaudaraan sebagai bangsa Indonesia.
Menurut dia, generasi muda harus bisa menjaga persaudaraan dengan cara saling menghargai dan menghormati perbedaan. Islam mengajarkan bahwa perbedaan adalah rahmat, sunnatullah, sehingga harus dijaga demi kemaslahatan umat.
Baca juga Jihad untuk Perdamaian
“Kami sangat mengharap adik-adik semua di masyarakat mampu menjadi agen-agen perdamaian, agent of peace, baik di Padang ataupun dalam konteks yang lebih luas, pada Negara dan juga bangsa Indonesia,” ujarnya mengakhiri sambutan.
Pengajian ini diikuti oleh 204 orang peserta. Narasumber yang dihadirkan adalah Nurus Shalihin, dosen Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, Solahudin, peneliti Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Kurnia Widodo, mantan pelaku terorisme, Nanda Olivia Daniel, penyintas bom Kuningan 2004, dan Hasibullah Satrawi, penulis buku La Tay’as: Ibroh dari Kehidupan Teroris dan Korbannya. [LADW]
Baca juga Generasi Milenial Duta Perdamaian