01/07/2022

Islam Menghormati Hak Dasar Manusia

Aliansi Indonesia Damai- Mengidentikkan terorisme dengan Islam adalah hal yang keliru. Islam mengajarkan penghormatan terhadap hak-hak fundamental manusia, termasuk hak hidup dan hak keamanan.

Pernyataan ini diungkapkan oleh Rendi Prayuda, pengajar Universitas Islam Riau (UIR), saat menjadi narasumber dalam “Halaqah Alim Ulama; Membangun Ukhuwah dengan Pendekatan Ibroh” yang digelar AIDA bekerja sama dengan UIR di Pekanbaru beberapa waktu lalu. Kegiatan dihadiri puluhan tokoh Islam Riau.

Baca juga Penyintas Terorisme Berkisah di Depan Ulama Riau

Menurut Rendi, ketika orang berbicara tentang hak asasi manusia, biasanya orang merujuk pada dokumen Magna Carta dan Universal Declaration of Human Right. “Tapi ada satu hal yang kita lupa, Rasulullah telah melahirkan Piagam Madinah yang mengatur bagaimana menghormati dan menghargai antara sesama muslim serta antara muslim dengan non-muslim,” katanya.

Lebih jauh Rendi menjelaskan, terorisme merupakan isu yang muncul dari perkembangan politik global. Dosen Jurusan Hubungan Internasional ini mengatakan, sejak berakhirnya perang dingin, konsep keamanan negara tidak lagi bersifat state-centric, melainkan menyasar manusia.

Baca juga Mantan Napiter Bertutur di Hadapan Ulama Riau

Jika dulu cara menghancurkan negara adalah dengan menyerang pertahanannya, maka sejak perang dingin strateginya berubah, yaitu cukup dengan menyerang manusia atau masyarakatnya. “Pola gerakan terorisme sekarang seperti itu. Mereka kelompok kecil dalam negara, tetapi kekuatannya bisa saja mengungguli negara,” ujar Rendi.

Semangat menghormati hak dasar manusia pula yang melatari pendirian AIDA. Hasibullah Satrawi, Ketua Pengurus AIDA, menceritakan awal mula pendirian AIDA sebagai lembaga yang fokus menyuarakan perdamaian. Hasibullah melihat dua unsur yang terlibat dalam peristiwa terorisme, yaitu korban dan mantan pelaku, yang sama-sama harus ditolong.

Baca juga Pesan Ketua MUI untuk Tokoh Agama Riau

Hasibullah mengungkapkan bahwa pelaku jelas bersalah karena telah melakukan aksi kekerasan. Namun kesalahan itu terletak pada perbuatan atau aksinya. Sementara dari kisah korban, Hasibullah memahami mengapa perdamaian itu sangat penting. Ia menyinggung konsep hifzun nafs atau memelihara jiwa. Selain korban tewas, banyak juga korban yang selamat namun kondisi fisiknya hancur dan tidak bisa kembali seperti semula.

“Di antara mereka ada yang rahangnya hancur, ada yang sampai tidak sanggup lagi mengucapkan tahlil dengan sempurna, ada juga yang kulitnya diimplan pakai kulit betis, dan itu sampai sekarang lukanya tidak sembuh,” ucap Hasibullah.

Baca juga Menyambung Lidah Perdamaian

Dari situ Hasibullah meyakini bahwa manusia memang diciptakan dalam bentuk yang sempurna. “Allah menciptakan kita dalam sebaik-baiknya bentuk. Itu saya pelajari dari-Al Qur’an. Setelah melihat kondisi korban, saya semakin yakin kalau memang tidak ada yang bisa menggantikan ciptaan Tuhan, secanggih apa pun teknologi. Maka menjaga perdamaian dan menjaga jiwa itu menjadi hal yang penting,” tutur Hasibullah. [FAH]

Baca juga Korban dan Kerusakan Akibat Terorisme

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *