Suara Korban
Pesan Terakhir Ayah Kepada Sang Anak
Aliansi Indonesia Damai- Kehilangan seseorang yang sangat kita cintai bukanlah perkara yang mudah. Terlebih bila seorang itu meninggal dunia dengan cara yang tidak lazim karena menjadi sasaran dalam sebuah serangan terorisme yang sangat tak “manusiawi”. Hal itulah yang pernah dirasakan oleh Yuni Arsih 15 tahun lalu. Ia harus rela menjadi…
Read More »Belajar dari Semangat Sudirman Mengejar Mimpi
Aliansi Indonesia Damai – Baru tiga bulan bekerja, kejadian nahas itu terjadi. Ledakan bom yang memporak-porandakan tempat kerjanya membuat Sudirman A. Talib tak hanya harus menjalani operasi berkali-kali. Ia juga kehilangan mata kiri akibat tertancap serpihan bom. Sungguh perjalanan hidup yang tak mungkin akan pernah terlupakan. Apalagi akibat ledakan bom…
Read More »“Saya Mengikhlaskan Semua Itu”
“Saya pikir tidak terjadi apa-apa, karena saya tidak pernah kontrol. Tetapi, kalau mengedip ada cahaya di mata saya. Lama-lama kok cahaya itu semakin terang. Akhirnya saya periksa, ternyata pembuluh darah retina pecah.” Demikian Ruli Anwari menceritakan sakit yang dideritanya akibat serangan teror Bom Kuningan yang terjadi pada 9 September 2004…
Read More »Ikhlas Atas Musibah Yang Terjadi
Memberikan maaf kepada orang yang pernah berbuat salah adalah sikap yang amat mulia karena hal itu sangat dianjurkan dalam ajaran agama. Namun demikian, memaafkan bukanlah perkara mudah, terutama bagi korban aksi terorisme. Luka dan duka pasti tak akan hilang begitu saja. Sebagaimana dirasakan wanita bernama Wartini, yang kehilangan suaminya, Syahromi…
Read More »Mewujudkan Harapan Mendiang Suami
Aliansi Indonesia Damai – ”Ming, Bapak tidak pulang, Bapak sudah tidak ada. Jangan dipikirkan ya, masih ada ibu, masih ada kakek,” kata Wayan Rasni Susanti kepada putra ketiganya yang masih balita. Anak berusia 3 tahun itu selalu menunggu kedatangan sang ayah, Made Sujano yang meninggal dunia dalam tragedi Bom Bali…
Read More »Nyoman Rencini, Menjadi Ibu Sekaligus Bapak
“Ipar saya datang membawa kabar bahwa suami saya tidak kembali,” ujar Nyoman Rencini mengenang kabar mengenai suaminya, Ketut Sumerawat yang menjadi korban ledakan bom Bali pada 12 Oktober 2002 silam.
Read More »Ikhlas Menerima Takdir, Ibroh dari Penyintas Bom Kuningan
Yunik tidak akan pernah lupa terhadap peristiwa kelam yang terjadi pada 9 September 2004. Ia tidak menyangka rutinitasnya mencari nafkah, yaitu usaha katering di perkantoran kawasan Kuningan, akan terganggu akibat aksi teror bom.
Read More »Dari Kesakitan Menuju Kebangkitan
Aliansi Indonesia Damai – Namanya Christian Salomo. Ia salah seorang korban aksi teror bom di Kedutaan Besar Australia kawasan Kuningan Jakarta Selatan, yang terjadi 9 September 2004. Dengan emosi yang berat, ia berbagi kisah tentang peristiwa kelabu yang menimpanya 14 tahun silam tersebut. Pada saat kejadian, ia tengah bekerja sebagai…
Read More »Syukur, Kiat Penyintas Berdamai dengan Keadaan
“Di sebelah saya ada beberapa anggota Brimob gosong. Di ruangan itu alhamdulillah cuma saya yang masih bisa bernafas. Alhamdulillah hanya perut saya yang robek sehingga usus saya keluar. Saya bersyukur masih bisa selamat. Ini adalah jalan yang memang dipilihkan Allah untuk saya dan saya yakin itu yang terbaik.”Syamsi Fahrul, penyintas…
Read More »“Semua Ini Atas Kehendak Allah”
Aliansi Indonesia Damai- Setiap peristiwa yang terjadi acap kali meninggalkan pesan dan kesan. Sebagaimana serangan bom terorisme yang terjadi di depan Kedutaan Besar Australia di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada 9 September 2004 silam. Peristiwa itu masih membekas dalam diri korban, salah satunya Mulyono. Ia adalah saksi sekaligus korban peristiwa…
Read More »