Melawan Kekerasan dengan Kasih Sayang
Aliansi Indonesia Damai- Kegiatan Dialog Interaktif bertema “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” yang digelar AIDA di SMAN 4 Tasikmalaya, (21/2/2020) mendapatkan respons positif dari pihak sekolah. Sebanyak 50 siswa dari berbagai kelas memadati ruang pertemuan.
Elin Yuliani, Kepala Sekolah, mengungkapkan, kegiatan tersebut begitu penting bagi generasi remaja. Pasalnya, aksi-aksi kekerasan yang bisa diakses dengan mudah di media sosial berpotensi memengaruhi pikiran dan perilaku generasi remaja. Ia mencontohkan kasus penembakan massal yang belum lama ini terjadi di Thailand.
“Belum lama saya juga dengar aksi kekerasan di ruang publik Amerika. Banyak hal-hal aneh yang membuat kita bertanya, dunia mau dibawa kemana?,” demikian Elin dalam sambutannya.
Baca juga Semangat Perdamaian dari SMAN 4 Tasikmalaya
Berangkat dari fenomena tersebut, Elin mengatakan bahwa kegiatan kampanye perdamaian kepada generasi remaja sudah tepat sasaran. Menurutnya, para remaja harus mendapatkan wawasan tentang pentingnya perdamaian. Selain itu, ia mengajak para siswa untuk pandai menyerap informasi dan memastikan kebenarannya.
Elin juga menjelaskan, remaja yang masih berusia belia dan belum cukup matang dalam berpikir relatif mudah terpengaruh oleh orang-orang yang mengajarkan paham-paham kekerasan. Oleh karena itu menurut dia, semangat perdamaian harus terus ditanamkan kepada generasi remaja. Hal itu juga sesuai dengan ajaran agama.
“Agama mengajarkan kasih sayang. Bila segala sesuatu berdasarkan emosi (negatif) sebagai nafsu yang lain, maka tidak ada perdamaian yang muncul di dunia ini,” terang Elin.
Baca juga Titik Terang Dalam Kegelapan
Dalam kegiatan ini, AIDA menghadirkan korban Bom Bali 2002, I Wayan Sudiana dan mantan pelaku ekstremisme, Iswanto. Keduanya berbagi cerita kepada para siswa tentang makna perdamaian yang bisa diambil dari kisah rekonsiliasi korban dan mantan pelaku kekerasan.
Elin mengapresiasi keterlibatan kedua narasumber tersebut. Ia mengaku kagum dengan ketangguhan keduanya, dan merasa beruntung bisa menyaksikan secara langsung hal luar biasa datang di sekolah yang ia pimpin. Menurut Elin, pertemuan korban dan mantan pelaku biasanya menyulut amarah dan permusuhan, namun yang terjadi saat itu justru sebaliknya, yaitu menyemai perdamaian.
“Di sini justru kita akan mendengar bahwa yang namanya kekerasan itu tidak boleh dilakukan. Di sini saya baru mengerti, kekerasan harus dilawan dengan kasih sayang. Luar biasa!” ujar Elin disambut tepuk tangan meriah peserta. [MSH]
Baca juga Tiga Pesan Damai Mantan Ekstremis untuk Generasi Muda