08/06/2020

Media Sosial sebagai Sarana Perdamaian

Oleh: Fahmi Suhudi
Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pesatnya kemajuan teknologi dan informasi bisa menjadi berkah sekaligus petaka bagi peradaban hidup umat manusia. Keterbukaan informasi di media sosial ibarat dua sisi mata uang, di satu sisi bisa digunakan ke arah yang bersifat positif, namun di sisi lain bisa juga menjadi saluran/media propaganda bagi paham kekerasan.

Salah satu karakter media sosial adalah selalu mengikuti kecenderungan seseorang dalam hal apa yang diyakininya sebagai kebenaran. Bila seseorang sering menggunakan media sosial sebagai sarana untuk menggali nilai-nilai kebaikan, maka media sosial bisa berkontribusi dalam pembentukan karakter seseorang yang cinta perdamaian.

Baca juga Agen Sosialisasi Perdamaian

Sebaliknya, jika seseorang kerap mengikuti konten media sosial yang prokekerasan, maka bukan tidak mungkin akan membentuk wataknya yang keras dan mudah untuk menyalahkan pendapat orang lain. Fenomena ini disebut echochambers, yang mana berpotensi dapat menyebarkan satu pandangan yang hanya berada dalam satu frame dan menganggap pandangan lain salah.

Kelompok ekstremis dengan jeli melihat kesempatan ini untuk melakukan rekrutmen di media sosial. Sejumlah peneliti terorisme menyebutkan bahwa dalam tahun-tahun terakhir ada perubahan strategi rekrutmen dalam aksi-aksi kekerasan. Jika dahulu perekrutan anggota ekstremis penuh jalan berliku dan harus melalui berbagai pelatihan (tadribat asykari), maka hari ini hal itu bisa dilakukan dengan begitu cepat tanpa perlu pembelajaran langsung, yaitu melalui media sosial.

Baca juga Guru sebagai Penggerak Perdamaian

Oleh karena itu, demi menjaga perdamaian bersama, maka perlu pemahaman yang benar dan penggunaan yang tepat terhadap media sosial. Dengan demikian, konten-konten yang bersifat propaganda dan berpotensi mengarah pada kekerasan dapat diantisipasi sejak dini melalui kecerdasan kita bermedia sosial. Bila tidak dilakukan sejak dini, konten-konten yang prokekerasan dapat menyulut api dan menjadi pintu masuk terhadap paham kekerasan.

Kita tahu, bahwa salah satu spirit dalam al-Quran adalah terwujudnya perdamaian, dan salah satu tugas kenabian adalah untuk membawa perdamaian. Tugas kita sebagai umat manusia adalah saling mengenal satu sama lain untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan yang ada sehingga tidak ada pertengkaran dan konflik kekerasan terjadi lantaran perbedaan-perbedaan. Tentu saja untuk mengenal satu dengan yang lain, bisa kita mulai dengan bermedia sosial yang baik, yang mendukung pada terwujudnya perdamaian.

Baca juga Nalar Kritis Benteng Ekstremisme

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *