Semangat Siswa Lampung Menebar Damai
Aliansi Indonesia Damai- Salah satu ciri seseorang yang telah terpapar ajaran terorisme yaitu mengedepankan suuzan dan hoax dalam berdakwah. Mereka sangat fanatik kepada paham keagamaan tertentu sehingga menganggap orang yang berbeda pandangan adalah sesat dan kafir, sehingga darahnya halal ditumpahkan. Hal itu tentu sangat bertentangan dengan teladan Rasulullah yang berdakwah dengan kelembutan.
Demikian disampaikan Kurnia Widodo, mantan pelaku terorisme, dalam Dialog Interaktif “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” yang digelar AIDA secara daring beberapa waktu lalu. Para peserta merupakan siswa-siswi perwakilan dari SMAN 5, SMAN 7, dan SMAN 9 Bandar Lampung.
Baca juga Generasi Tangguh Belajar dari Pengalaman
Pernyataan tersebut merespons pertanyaan peserta dari SMAN 9 Bandar Lampung tentang bagaimana mengenali teman atau saudara yang telah terpapar ajaran ekstremisme. Lebih lanjut menurut Kurnia, orang yang sudah terdoktrin akan menolak simbol-simbol negara, sehingga menganggap pemerintah Indonesia adalah kafir sehingga layak diperangi.
“Negara Indonesia adalah negara konsensus atau negara berdasarkan perjanjian para tokoh-tokoh bangsa, termasuk tokoh Islam. Demokrasi bukanlah agama, melainkan sebuah sistem pemerintahan dan itu bukanlah perbuatan syirik,” kata Kurnia membantah pemahaman kelompok ekstremis.
Baca juga Menumbuhkan Jihad Belajar
Muncul pula pertanyaan dari peserta lain tentang apa yang harus mereka lakukan untuk menyelamatkan teman atau saudara mereka yang telah terpapar paham ekstrem. Kurnia menyarankan agar tidak menggunakan kekerasan dalam upaya penyadaran. Ia mencontohkan kasus yang pernah terjadi terhadap salah satu rekannya.
“Teman saya misalnya, subuh-subuh digiring dan dihakimi massa. Hal itu tidak tepat untuk dilakukan karena justru akan membuat si pelaku semakin mengeras hatinya, dan semakin menolak kebenaran,” katanya.
Baca juga Bangkit Berkat Dukungan Orang Terdekat
Komunikasi yang intensif adalah cara yang tepat. Salah satunya yaitu melalui pengalaman mantan pelaku terorisme yang telah mengoreksi kekeliruan pemahamannya dulu. Kemudian dikuatkan dengan kisah para korban yang harus menanggung penderitaan seumur hidup akibat aksi terorisme.
Pada akhir kegiatan, salah satu siswa menuturkan pembelajaran yang ia dapatkan dari kisah Kurnia. Baginya segelap apa pun diri seseorang di masa lalu, asalkan ada keinginan yang kuat untuk berubah, pasti akan dibukakan jalan menjadi insan yang lebih baik dan memiliki kehidupan yang lebih cerah. [FL]
Baca juga Inspirasi Pemaafan Pelajar Bandung