Dukungan Kerabat untuk Pemulihan Korban Bom Kuningan
Aliansi Indonesia Damai – Serangan bom 16 tahun silam di depan kantor Kedutaan Besar Australia tak bisa hilang dari ingatan korbannya. Terlebih korban harus terus berjuang memulihkan kondisi fisik maupun psikisnya. Beruntung di tengah situasi tersebut, korban mendapatkan dukungan dari kerabat yang selalu mendampingi dalam menjalani masa sulit.
Ini adalah pengalaman Ramdhani, salah satu korban serangan teror yang lantas populer dengan Bom Kuningan 2004. Saat itu, Ramdani adalah bapak dari dua anak yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, mulai dari menjual gorengan, menyewa sepeda motor tetangga untuk menjadi tukang ojek, hingga menjadi house keeping.
Baca juga Makna Peringatan Tragedi Terorisme
Saat aksi teror terjadi pada 9 September 2004, amdhani sedang membersihkan kaca di lantai 4 gedung perkantoran yang bersebelahan dengan kantor Kedubes Australia, Jalan HR Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan. Sekira jam 10 pagi, terdengar suara ledakan sangat keras. Ia terpental dan tidak sadarkan diri.
Oleh rekan-rekannya, Ramdhani dievakuasi menuju Rumah Sakit MMC Kuningan. Ia tak tahu siapa yang telah menolongnya. Selama sehari semalam ia pingsan. Dari hasil pemeriksaan medis, ia mengalami cedera di kepala bagian kanan dan pelipis sebelah kiri, geger otak ringan dan penyempitan pembuluh darah.
Baca juga Menepis Amarah Membangun Damai
Walhasil ia harus dirawat inap 3 pekan dan melakoni rawat jalan (kontrol rutin) selama 2 tahun penuh pascakejadian. Musibah tersebut juga berdampak pada saraf dan otak sehingga mengharuskannya melakukan kontrol di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta hingga kini.
Atas kepiluan itu, Ramdhani memilih bangkit karena dukungan dan solidaritas dari keluarga, tetangga, dan Aliansi Indonesia Damai (AIDA). Ia juga sangat senang melihat dua anaknya bisa melanjutkan studi sampai ke jenjang perkuliahan. “Hal ini yang membuat saya bangkit kembali,” ucapnya.
Peristiwa itu telah berlalu sangat lama. Ramdhani merasa tidak menyimpan amarah dan menaruh dendam kepada siapa pun. Ia juga terus tetap belajar dan bersemangat menyongsong masa depan.
Baca juga Jalan Panjang Pemaafan Penyintas Bom