Membangun Hidup Bersama dalam Damai
Aliansi Indonesia Damai- Salah satu tanggung jawab tokoh agama adalah menampilkan ajaran-ajaran agama yang mengutamakan perdamaian. Di tengah munculnya aksi-aksi kekerasan atas nama agama yang marak terjadi, pesan-pesan perdamaian dan spirit membangun kehidupan bersama harus terus disuarakan.
Demikian disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, saat menjadi pembicara dalam kegiatan “Halaqah Alim Ulama: Menguatkan Ukhuwah Melalui Pendekatan Ibroh” yang digelar AIDA bekerjasama dengan Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PP Muhammadiyah dan Program Doktor Politik Islam-Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (24/9).
Baca juga Membangun Perdamaian dengan Wasathiyah
Menurut Mu’ti, tokoh agama mesti terlibat aktif dalam pembangunan perdamaian di Indonesia dan dunia. Pertemuan sejumlah tokoh agama dari pelbagai negara di Bogor pada tahun 2018 layak menjadi contoh solidaritas tokoh agama untuk perdamaian. Menurut dia, tokoh agama harus terlibat memberikan solusi atas konflik kekerasan yang terjadi.
Lebih dari itu, ia berharap tokoh agama dapat membangun prinsip wasathiyah dalam beragama. Keseimbangan dalam beragama dengan tidak cenderung ekstrem kanan maupun kiri dapat mewujudkan nilai-nilai ajaran Islam yang damai. ”Konsep washatiyah memang berbasis teologis. Akan tetapi ia berakar pada praktik kehidupan sehari-harinya,” tutur Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Sikap wasathiyah tak cukup hanya diterapkan dalam aspek pemikiran semata, melainkan harus mewujud pada kebijakan-kebijakan negara. “Kita harus mengembangkan washatiyah kepada perilaku, prinsip dan kebijakan,” katanya di hadapan 149 alim ulama yang bergabung dalam kegiatan virtual itu.
Baca juga Mahfud MD: Kuatkan Persaudaraan Melalui Ibroh
Ia melanjutkan, perbedaan-perbedaan yang ada hendaknya tidak menjadi konflik, namun harus menjadi kekuatan. Tokoh agama diharapkan dapat menemukan titik kesamaan daripada perbedaannya. “Ketika berada di ruang publik kita harus bisa sharing bersama. Prinsip wasathiyah harus ditekankan,” katanya.
Ia mengajak para tokoh agama untuk meneruskan gerakan-gerakan yang telah dirintis oleh KH. Ahmad Dahlan, pendiri persyarikatan Muhammadiyah, yang mengombinasikan antara kebaikan kehidupan dunia dan akhirat melalui gagasan dan praktik nyata, baik di bidang sosial maupun pendidikan. [FS]
Baca juga Ukhuwah Alim Ulama untuk Indonesia Damai