Inspirasi Damai Siswa SMAN 3 Malang
Aliansi Indonesia Damai- Sebanyak 55 siswa SMAN 3 Kota Malang, Jawa Timur, mengikuti Dialog Interaktif Virtual “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” yang digelar AIDA pada Senin (22/02/2021). Kegiatan ini menghadirkan Tim Perdamaian yang terdiri dari mantan pelaku ekstremisme kekerasan dan korban terorisme sebagai narasumber.
Choirul Ikhwan, mantan narapidana terorisme, berbagi cerita awal keterlibatannya dalam kelompok ekstremisme kekerasan, sepak terjangnya dalam jaringan, suka duka menjalani hukuman di Lapas, dan tahapan pertobatannya kembali ke fitrah kemanusiannya. Ia kini aktif mengampanyekan perdamaian di pelbagai forum.
Baca juga Dialog Siswa SMAN 1 Malang dengan Penyintas Bom Thamrin
Sementara Ni Kadek Ardani, korban Bom Bali 2002, menceritakan situasi mencekam saat terjadinya peledakan bom di tempatnya bekerja, luka-luka yang dideritanya, proses penyembuhan fisik dan trauma psikis, serta upaya bangkit dari keterpurukannya.
Usai menyimak kisah hidup keduanya, sejumlah peserta mengambil pembelajaran (ibroh) ketangguhan. Salah seorang siswi mengaku mendapatkan inspirasi dari kisah Choirul. Ia belajar tentang pentingnya menjaga pergaulan.
Baca juga Tantangan Pertobatan Napiter
Sebelumnya Choirul menuturkan bahwa dirinya terlibat jauh dalam jaringan ekstremisme kekerasan atas ajakan temannya. Menurut siswi tersebut, berteman boleh dengan siapa saja, tetapi harus memilah dalam mengikuti atau mencontoh perilaku teman. “Sesuatu yang menyimpang bisa dikarenakan ada kesalahpahaman pola pikir salah satu orang, dan orang itu memengaruhi orang lain,” ujar siswi kelas X tersebut.
Peserta lain menyatakan, kisah narasumber membuatnya lebih memahami pentingnya menjaga toleransi dan saling menghargai. Pendapat ini diamini oleh peserta lain. Menjaga toleransi dan saling menghargai sangat penting dalam upaya menjaga perdamaian.
Baca juga Pesan Perdamaian Siswa SMAN 1 Lawang
Selain dua hal tersebut, penting juga memiliki pegangan pada pemahaman agama yang kuat. Karena beragama yang baik adalah yang memiliki semangat bertoleransi kepada golongan yang berbeda. “Saya menganggap bahwa ilmu agama yang kita miliki sangat diperlukan untuk mendukung toleransi, baik agama, suku, budaya, ras, dan banyak hal lainnya,” ucap siswa tersebut. [MSH]
Baca juga Menaruh Harapan di Pundak Remaja