Dialog Siswa SMAN 22 Makassar dengan Korban Bom Kuningan
Aliansi Indonesia Damai- Yuni Karta, korban Bom Kuningan 2004, dihadirkan sebagai narasumber dalam kegiatan Dialog Interaktif Virtual “Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” yang digelar AIDA di SMAN 22 Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (11/08/2021). Pada kesempatan itu, Yuni berbagi kisah dan nilai-nilai ketangguhannya sebagai korban.
Yuni menjadi korban bom saat hendak mengantarkan pesanan katering ke salah satu kantor di kawasan Kuningan Jakarta Selatan. Makanan telah dikirim terlebih dahulu menggunakan sepeda motor. Sementara dia menyusul dengan menumpang bus Kopaja. “Sekitar pukul 10.30 saya mau turun dari bus Kopaja. Tiba-tiba mendengar suara yang sangat dahsyat. Saya nggak tahu itu bom. Kopaja yang saya tumpangi seolah-olah seperti terbang, saking kuatnya ledakan,” kata Yuni mengenang.
Baca juga Menetralkan Paham Kekerasan
Spontan Yuni berusaha keluar dari bus. Dia menarik tangannya yang menempel di tiang bus sekuat tenaga. Saat terlepas, badan Yuni terdorong keluar hingga kepalanya membentur aspal. Akibat kejadian nahas tersebut, bagian punggung tangan kiri Yuni sobek dan tertancap serpihan, telapak tangannya pecah, ibu jarinya tidak berfungsi, dan jari kelingkingnya patah. Yuni harus menjalani empat kali operasi. Hingga kini kemampuan tangannya tak bisa pulih seperti semula.
Usai Yuni bercerita, beberapa pertanyaan datang dari peserta. Siswa kelas XII menanyakan tentang perasaan Yuni. Apakah ia menyimpan dendam untuk membalas para pelaku pengeboman. “Tidak, saya tidak ada rasa ingin membalas dendam. Saya justru berdoa agar (pelaku: red) mendapat hidayah dari Allah untuk kembali ke jalan yang benar,” ujar Yuni merespons.
Baca juga Siswa SMAN 4 Makassar Belajar dari Korban Bom
Yuni menambahkan, saat pertama kali dipertemukan dengan mantan narapidana terorisme, ia merasa takut dan gemetar. Namun setelah mendengarkan kisah-kisahnya, Yuni semakin yakin untuk memaafkan dan menjalin perdamaian.
Pertanyaan selanjutnya hadir dari siswi kelas XI. Ia bertanya tentang cara Yuni mengatasi trauma. “Alhamdulillah saya dapat support, dukungan dari suami dan anak-anak. Itu menguatkan saya untuk melanjutkan kehidupan ke depan,” kata Yuni. [LADW]
Baca juga Pesan Damai Siswa SMAN 22 Makassar