Dialog Siswa SMAN 2 Blitar dengan Penyintas Bom
Aliansi Indonesia Damai – Sebanyak 46 siswa SMAN 2 Blitar, Jawa Timur, aktif mengikuti kegiatan “Dialog Interaktif Virtual: Belajar Bersama Menjadi Generasi Tangguh” yang digelar AIDA, Senin (18/10/2021). Nurman Permana, salah satu penyintas Bom Thamrin tahun 2016 dihadirkan sebagai inspirator ketangguhan bagi para siswa. Dalam kesempatan ini, Nurman membagi kisahnya sebagai korban bom hingga bisa bangkit menjadi seorang duta perdamaian.
Nurman menjadi korban bom saat sedang melintas di Jalan MH. Thamrin usai mendatangi gerai operator seluler yang terletak di kawasan Plaza Sarinah bersama kakaknya. Akibat kejadian itu, Nurman mengalami luka yang cukup serius. Ia mengalami luka bakar di bagian telinga. Serpihan bom juga menancap di lengan dan ketiak kirinya. Gendang telinganya luka dan membuat pendengarannya belum pulih hingga sekarang.
Baca juga Dialog Pelajar Serang dengan Aktivis Perdamaian
“Saat itu saya sempat gelisah, apa saya bisa hidup normal dengan fisik saya yang sekarang, apalagi saya punya hobi menari,” kata Nurman sembari terisak.
Perlahan, kegelisahan itu justru menjadi keikhlasan bagi Nurman. Ia mencoba bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk hidup. Ia mengaku setelah kejadian itu ia justru berusaha terus menjadi pribadi yang lebih baik.
Baca juga Pesan Perdamaian Pelajar Malang (Bag. 1)
Usai Nurman menyampaikan kisahnya, beberapa pertanyaan muncul dari para siswa. Salah satunya tentang cara Nurman berdamai dengan keadaan usai menjadi korban bom. “Saya hanya mencoba melawan masalah yang ada dalam diri saya. Karena semakin di-pikirin, akan semakin sakit dan terpuruk. Akhirnya ya udahlah ikhlas aja, jalani semua ini,” kata Nurman.
Nurman juga mengaku sering bercerita dengan teman sesama korban untuk saling menguatkan. Merekalah yang menjadi pendukung Nurman untuk terus bangkit bersama-sama. Pihak keluarga juga menjadi faktor dan motivasi Nurman untuk segera move on.
Baca juga Pesan Perdamaian Pelajar Malang (Bag. 2)
Pertanyaan selanjutnya mengenai cara Nurman bangkit dari trauma. “Untuk menghilangkan trauma itu perkara waktu. Saya juga saat itu butuh bantuan psikiater, bahkan sampai saat ini kalau saya jalan sendirian masih suka deg-degan. Jadi harus ada temannya,” ujar Nurman menjawab keingintahuan peserta.[LADW]
Baca juga Buah Kesabaran Penyintas Bom